Jokowi Rapat Kabinet di IKN, Sebut Investasi Masuk Rp56,2 Triliun, Ungkap Alasan Pemindahan Ibukota Negara

RAPAT KABINET DI IKN: Presiden Jokowi memimpin Rapat Kabinet Paripurna di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (12/8). -FOTO: SETPRES RI-

KALTIM, SUMATERAEKSPRES.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi), perdana menggelar Rapat Kabinet Paripurna di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (12/8). Dia ungkapkan alasan ibukota negara pindah ke IKN, dan investasi yang sudah masuk.

Jokowi mengatakan, kepindahan ibukota negara ke IKN bukan hanya memindahkan secara fisik. Namun juga harus merubah pola pikir dan pola kerja yang sudah ada. Termasuk memahami betul betapa peningnya penerapan energi hijau dalam berbagai aspek. 

“Bangunannya juga bangunan di sini semuanya diarahkan ke green building. Aksesibilitasnya juga diprioritaskan untuk pejalan kaki dan yang naik sepeda,” kata Jokowi, didamping Wapres Ma’ruf Amin, dan dihadapan para menterinya.

Lanjut dia, pemerintahan yang ada di IKN akan diiringi dengan pengembangan ekonomi hijau berbasis digital. “Sekali lagi ekonomi hijau, ekonomi digital, data center, financial center dan yang lain-lainnya,” bebernya.

Menurutnya, kehadiran IKN akan memberi banyak keuntungan bagi masyarakat Kalimantan, khususnya di Kalimantan Timur. Ini menjadi penting sebagai upaya pemerintah memastikan pemerataan ekonomi di Indonesia.

BACA JUGA:15 Jurusan Kuliah yang Paling Dibutuhkan IKN dan Pemerintahan, Banyak Banget Peluang Kerjanya

BACA JUGA:Mengenal Keunikan Ikan Koi Jenis Sanke, Ini Dia Komposisi Warna Sisiknya

“Dan kalau kita tahu salah satu alasan kenapa ibukota pindah karena kita ingin pemerataan, karena kita tahu 58% GDP ekonomi itu ada di Jawa. Sehingga kita ingin memeratakan untuk juga luar Jawa mendapatkan perputaran ekonominya,” tegasnya.

Aspirasi pemerataan ekonomi juga erat kaitannya agar populasi ikut menyebar. Sebab 56% populasi di Indonesia berada di Jawa. ”Ini yang juga menjadi sebuah pertimbangan bagi kita untuk memindahkan ibukota. Beban di Ibu Kota Jakarta sudah sangat padat sekali,” kata Jokowi.

Karena itu, pemerintah memutuskan pembangunan dimulai dari kawasan inti pemerintahan. Sampai saat ini, telah berdiri sejumlah bangunan seperti Istana Garuda, Kantor Kementerian Koordinator, dan beberapa fasilitas penunjang lainnya.

“Yang kita harapkan bisa mendorong sebanyak-banyaknya untuk masuk ke investasi di IKN. Karena investasi di IKN ini adalah investasi masa depan, bukan sekarang,” harapnya.

Jokowi kemudian mengungkapkan, sampai Senin (12/8), investasi di IKN sudah mencapai Rp56,2 triliun dari 55 yang sudah groundbreakin. Dia kembali mengingatkan bahwa tidak semua negara punya kesempatan dan kemampuan untuk membangun ibukotanya sendiri.

“Per hari ini perlu juga saya sampaikan bahwa sudah di luar anggaran dari APBN, investasi yang masuk sudah Rp 56,2 triliun dari 55 yang sudah groundbreaking,” ungkap Jokowi.

BACA JUGA:5 Golongan Orang yang Sebaiknya Jangan Konsumsi Jus Wortel, Pokoknya Jangan!

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan