https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Awal Agustus Hotspot Melonjak Drastis

Lonjakan hotspot di Sumsel melonjak drastis-foto: ist-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Prediksi Badan Meteologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Agustus menjadi puncak musim kemarau. Terpantau titik atau hotspot sepanjang periode 1-10 Agustus 2024 melonjak drastis dibanding 10 hari awal Juli. Jumlahnya mencapai 183 hotspot. "Agustus ini sudah mencapai 183 hotspot," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman.

Namun jumlah hotspot pada Agustus tak setinggi 10 hari akhir Juli (22-31 Juli) yang mencapai 332 hotspot. Puncaknya terjadi pada 24 Juli yang naik drastis hingga 82 hotspot. "Titik panas (hotspot) mulai meningkat sesuai prediksi BMKG pada puncak kemarau, yang terjadi pada akhir Juli. Kenaikan ini dimulai pada 19 Juli dengan 25 hotspot, dan angkanya terus berfluktuasi. Hingga saat ini, Juli masih mencatatkan hotspot tertinggi 530 titik panas," katanya. 

Menurut Sudirman, hotspot di bulan Agustus tersebar di beberapa wilayah Sumsel. Jumlah terbanyak berada di Muara Enim dan Musi Banyuasin masing-masing 48 hotspot. Kemudian Banyuasin mencatatkan 22 hotspot, Musi Rawas Utara 21 hotspot, Musi Rawas 16 hotspot, dan Lahat 10 hotspot.

Daerah lainnya memiliki jumlah hotspot di bawah 10, dengan lima wilayah yang masih nol hotspot yaitu Palembang, Pagar Alam, Lubuklinggau, Prabumulih, dan Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan.

BACA JUGA:Dampak Musim Kemarau, Produksi Karet di OKU Timur Alami Penurunan Signifikan

BACA JUGA:Rahasia Lungfish: Ikan yang Bertahan Hidup di Bawah Tanah Saat Musim Kemarau

Secara keseluruhan hingga 10 Agustus 2024, jumlah hotspot telah mencapai 1.153. Wilayah dengan jumlah hotspot terbanyak Musi Banyuasin (261 hotspot), Muara Enim (194 hotspot), Musi Rawas (149 hotspot), dan Musi Rawas Utara (118 hotspot). "Daerah lainnya masih berada di bawah 100 hotspot, dengan Pagar Alam nol hotspot," ungkapnya. 

Sebelumnya, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Veronica Sinta Andayani menambahkan suhu udara di Sumatera Selatan berpotensi meningkat karena wilayah tersebut masih berada dalam musim kemarau. Puncak kemarau diperkirakan terjadi hingga akhir Agustus dan ini ikut memengaruhi jumlah hotspot.

"Kami memperkirakan suhu bisa mencapai 35,5 hingga 36 derajat celcius. Namun mencapai 37 derajat celcius agak sulit, karena kemarau tahun ini dipengaruhi La Nina," ujarnya. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah hotspot tertinggi di Sumsel tercatat pada 2015 dengan 27.043 hotspot, pada 2019 dengan 17.391 hotspot, dan pada 2023 mencapai 20.547 hotspot.

Hingga saat ini, kata dia, 10 Pemerintah Daerah di Sumsel telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Kesepuluh daerah tersebut adalah Pemprov Sumsel, Pemkab Musi Banyuasin, Banyuasin, OKI, Ogan Ilir, OKU Selatan, OKU, PALI, Muara Enim, dan Musi Rawas. 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan