Tanah Gambut Rentan Terbakar: Fakta dan Karakteristik
Tanah gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan setengah membusuk yang tertimbun dalam masa ratusan hingga ribuan tahun--
SUMATERAEKSPRES.ID — Tanah gambut, yang terbentuk dari akumulasi sisa tumbuhan setengah membusuk selama ratusan hingga ribuan tahun, memiliki karakteristik unik dan potensi risiko yang tinggi.
Terbentuk di lahan basah dengan kondisi asam dan anaerobik, tanah ini mengandung lebih dari 50% karbon serta pasir silikat, lumut sphagnum, batang, akar rumput-rumputan, dan sisa hewan.
Tanah gambut memiliki warna gelap hingga hitam dan cenderung lembek. Salah satu fitur utama dari tanah gambut adalah kemudahannya untuk terbakar.
Karena kandungan bahan organik yang tinggi, tanah ini sangat rentan terhadap kebakaran, terutama selama musim kemarau saat tanah mengering dan menjadi sangat mudah terbakar.
Kebakaran di lahan gambut sulit dipadamkan karena sifatnya yang mirip spons, yang membuat api sulit merambat dan mematikan. Proses pemadamannya sering kali memerlukan upaya yang intensif dan memakan waktu.
BACA JUGA:Tahanan Rutan Pakjo Meninggal Dunia, Kemenkumham Belum Menyebutkan Penyebab Kematian
BACA JUGA:Generasi Muda Harus Dilengkapi Literasi Digital untuk Melindungi Privasi Online
Meskipun tanah gambut menyimpan karbon dalam jumlah besar yang membantu mengurangi emisi karbon dioksida dan berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim, lahan ini juga memiliki kekurangan.
Ketidakstabilan dan kelembekannya dapat menyebabkan erosi tanah, dan pembukaan lahan gambut untuk pertanian atau perkebunan seringkali merusak ekosistem dan mempercepat degradasi tanah.
Tanah gambut juga memainkan peran penting dalam menyaring air, membersihkan air sebelum mengalir ke sungai atau danau.
Selain itu, lahan gambut menyediakan habitat bagi berbagai spesies unik, termasuk tumbuhan khas seperti lumut sphagnum dan berbagai jenis burung.
Beberapa tumbuhan yang dapat ditemukan di lahan gambut meliputi:
- Ramin (Gonystylus bancanus): Pohon dengan kayu yang bernilai komersial tinggi, digunakan dalam industri furnitur dan konstruksi.
- Jelutung rawa (Dyera costulata): Menghasilkan getah jelutung yang digunakan untuk karet sintetis dan adhesif.