https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Dilakukan di Proses Pranikah, Dilengkapi Acara Berbalas Pantun

TRADISI: Pernikahan bule Jerman Simon Schiffmann dan Evi Lestari yang dilakukan beberapa waktu lalu menggunakan tradisi pengadangan. FOTO: BERRI/SUMEKS--

SUMATERAEKSPRES.IDSUKU Ogan di Provinsi Sumsel memiliki tradisi unik dalam mempererat tali silaturahmi dua keluarga yang akan dipersatukan dalam “ikatan sakral” pernikahan. Tradisi ini yakni “pengadangan” atau “dang hadangan”.

TRADISI pengadangan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) ini terkait pernikahan yang menjadi warisan leluhur. Tradisi ini dilakukan dengan cara menghalang-halangi pengantin pria dengan menggunakan selendang panjang. 

BACA JUGA:Masyarakat Kayuagung Tetap Gelar Pernikahan di Bulan Muharram, Ini Kata Kepala KUA!

BACA JUGA:Stres Jelang Pernikahan, Jangan Terlalu Dipikirkan, Simak Disini Penyebabnya

Nilai yang dapat diambil dari prosesi adat tersebut seperti saling menghormati, mempererat tali silaturahmi.

Salah satu yang pernah melaksanakan prosesi tradisi yakni pernikahan bule Jerman Simon Schiffmann (35) dengan Evi Lesvita (33).

 

Untuk bisa melewati selendang tersebut, mempelai pria dan rombongan harus memenuhi apa saja yang diminta  mempelai perempuan. Setelah persetujuan disepakati kedua belah pihak, baru prosesi dilanjutkan dengan akad nikah.

Ada juga acara berbalas pantun. Ini biasanya dilakukan masih dalam proses “pranikah”. Saat sang arjuna atau bujang yang memiliki keseriusan dan ingin meminang sang gadis pujaan hatinya.

Orang tua bujang akan mengutus salah satu keluarga untuk berkunjung ke rumah gadis.

Dalam kunjungan ini, sang utusan yang datang ke rumah gadis dengan menggunakan kata “sindiran” atau kiasan.

Dengan tujuan untuk mengetahui dan menanyakan apakah sang gadis yang akan dipinang itu sudah ada yang memiliki. Karena jika belum sang pria akan meminang. 

Baru dilanjutkan orang tua sang bujang datang bertandang untuk melamar dengan membawa berbagai ‘hadiah’. Apakah dodol/wajik, juadah (bolu), gula, kopi yang diletakkan di atas nampan.

Dalam rombongan pengantin pria datang diiringi dengan tetabuhan rebana. Tidak lupa membawa berbagai bawaan yang diinginkan oleh pihak perempuan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan