Mengapa Permainan Kelereng Mulai Menghilang di Kalangan Anak-Anak Zillenial? Ini Penyebabnya!

Permainan kelereng kini semakin langka di tengah maraknya permainan digital, padahal banyak manfaat yang bisa diambil dari permainan tradisional ini. Foto: inikita--

BACA JUGA:Potensi Empat Pasang Maju Pilwako Palembang, Bagindo: Fitrianti-Arie Saling Melengkapi

Jadi, selain untuk melestarikan permainan tradisional, bermain kelereng juga memiliki manfaat lain yang bisa kita nikmati.

Seiring perjalanan waktu permainan anak-anak ini semakin langka. Beberapa faktor yang menyebabkan kelereng menjadi langka di Indonesia antara lain,

1. Perubahan Gaya Hidup: Perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup telah menggeser minat anak-anak dari permainan tradisional seperti kelereng ke permainan modern.

Kini, banyak anak lebih tertarik bermain game di ponsel atau komputer daripada bermain kelereng.

2. Kurangnya Produksi: Produksi kelereng secara komersial telah menurun karena permintaan yang rendah. Beberapa produsen mungkin beralih ke produk lain yang lebih menguntungkan.

3. Urbanisasi: Perkotaan yang semakin berkembang mengakibatkan lahan bermain yang terbatas. Anak-anak lebih sering bermain di dalam rumah atau di area yang tidak memungkinkan untuk bermain kelereng.

BACA JUGA:Mathias Christiansen Mundur

BACA JUGA: Elektabilitas RD Capai 60 Persen, Hasil Survei Terbaru LSI Djayadi Hanan 2-10 Juli

4. Kurangnya Pemahaman Generasi Muda: Beberapa anak mungkin tidak tahu cara bermain kelereng atau kurang tertarik karena kurangnya pengetahuan tentang permainan ini.

5. Kehilangan Tradisi: Permainan kelereng merupakan bagian dari tradisi dan budaya Indonesia. Namun, jika generasi muda tidak diajarkan atau tidak menghargai tradisi ini, maka kelereng akan semakin langka.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan