Melawan Sakit Komplikasi, Dampingi sang Putra Tanding

DOA IBU: Nyimas Dewi Arimbi di rumahnya, mendoakan sang putra, Zaki Novan yang bertekad main di ajang kompetisi DBL dan bercita- cita jadi atlet basket nasional.-FOTO: IST-

Nyimas nyaris tak pernah absen menonton DBL seri Palembang. Pada DBL seri Palembang, Nyimas selalu memberi dukungan untuk Anggun, idola Zaki. 

Apalagi Nyimas selama ini merasa menjadi wali untuk Anggun. Sebab, orang tua tinggal di luar Palembang. Namun, jalan menuju impian tersebut tidaklah mudah.

Selain kondisi kesehatan Nyimas yang membutuhkan perhatian ekstra, keterbatasan ekonomi keluarga juga menjadi tantangan. 

“Saya disemangati teman-teman Zaki. Mereka bilang, ayo Cik (tante) semangat. Cicik kan ingin Zaki main di DBL. Ini semua sudah dipersiapkan sekolah," ucap Nyimas menirukan suntikan semangat yang dia dapatkan.

Sejak SMP, Zaki memang bertekad untuk bisa bermain di DBL. Namun, Zaki sempat khawatir ketika SMA-nya, SMA BSI, tidak mengirim tim basket pria selama dua tahun terakhir.

Namun, kekhawatiran itu hilang setelah SMA BSI akan mengirimkan satu tim putra dan satu tim putri pada ajang DBL 2024 seri Palembang.

Nyimas memiliki kedekatan khusus dengan Zaki, anak keduanya itu. Saat mengandung Zaki, Nyimas sudah menghadapi berbagai cobaan. Pada awal 2009, dia menderita hipertensi.

"Alhamdilillah Zaki akhirnya bisa dilahirkan normal. Tapi saya katanya ketika itu kejang dan seketika koma 3 bulan," kenang Nyimas. Ia tidak ingat banyak hal selama masa kritis itu, hanya suara tangis Zaki kecil yang masih terngiang dalam ingatannya.

Setelah pulih dari koma, perempuan yang kini berusia 44 tahun tersebut baru bisa benar-benar bertemu dengan Zaki saat putranya sudah berumur 8 bulan.

Pertemuan itu menjadi momen yang sangat emosional dan penuh kebahagiaan. Sejak saat itu, Nyimas bertekad untuk selalu mendampingi dan mendukung Zaki, apa pun yang terjadi.

Nyimas berharap, meski dengan segala keterbatasan, Zaki bisa meraih mimpinya dan membawa kebanggaan bagi keluarga dan sekolahnya. Aktif dalam olahraga basket, tak berarti Zaki melalaikan pelajaran.

Nilai akademisnya tak ada yang di bawah 70. “Zaki juga hafal juz 30. Saya bangga padanya. Makanya saya harus bisa mengantarkan diaa mewujudkan mimpinya main di DBL. Bagaimana pun kondisi saya," tukas Nyimas.

Walau dalam kondisi sakit, Nyimas mengabaikan itu untuk mendampingi Zaki tanding, bahkan ke luar kota. "Hanya waktu ke Bali dan Merpati Cup di Lampung, saya tidak bisa mendampingi karena baru keluar dari rumah sakit,” tutur dia.

Ketika Iduladha yang lain, kondisi kesehatan Nyimas sempat drop lagi. Ia harus masuk ICU beberapa hari. "Waktu itu Zaki harus berangkat tanding.

Dia pamit di rumah sakit. Saya minta maaf tidak bisa mendampinginya dan hanya bisa mendoakannya," tambah dia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan