Diserang Diplodia, Lakukan Aplikasi PGPR
LAKUKAN PENYULUHAN: Petugas POPT, Karla Kasihta Jaya, SP dan dan PPEP POPT Asy Syifa Apm saat melakukan penyuluhan di kebun jeruk warga di Desa Nusa Makmur Kecamatan Air Kumbang.-akda-
BANYUASIN, SUMATERAEKSPRES.ID – Tanaman jeruk banyak ditanam petani di Desa Nusa Makmur Kecamatan Air Kumbang. Kabupaten Banyuasin. Di sini, jeruk yang ditanam di hamparan lahan seluas 8 hektare.
Jeruk yang ditanam petani ini merupakan varietas siam. Agar pertumbuhan tanaman jeruk ini tetap subur dan memberikan hasil maksimal, petugas terus melakukan monitoring.
Hasil monitoring yang dilakukan Petugas POPT, Karla Kasihta Jaya, SP dan dan PPEP POPT Asy Syifa Apm, di kebun jeruk tersebut ditemukan organisme pengganggu tanaman (OPT). ‘’Kita temuukan OPT diplodia dengan luas serangan 1,5 hektare dengan intensitas serangan 17,3 persen.
BACA JUGA:Mitos dan Rahasia di Balik Tanaman Jeruk Purut Yang Kerap Dianggap.Mistis dan Misterius!
BACA JUGA:Mau Tanaman Jeruk Purutmu Bebas Penyakit dengan Cara Efektif? Begini Caranya!
Sementara itu kita juga menemukan musuh alami yakni laba-laba,’’ katanya.
Penyakit Diplodia atau sering disebut dengan penyakit blendok ini merupakan penyakit utama pada tanaman jeruk. Penyakit ini dapat terjadi karena adanya cendawan yang berasal dari Botryodiplodia theobromae.
‘’Tanaman jeruk yang terserang penyakit ini bisa diketahui dengan mudah yaitu ditandai dengan keluarnya substansi pertahanan pada tanaman jeruk berupa blendok atau gum/gummosis,’’ jelasnya.
BACA JUGA:Hanya Pantau Tanaman Jeruk, Kemarau Pengaruhi Waktu Berbuah
BACA JUGA:Tak Banyak Kegiatan, Rutin Lakukan Monitoring Tanaman Jeruk
Terhadap petani jeruk, lanjutnya, diminta untuk melakukan aplikasi PGPR secara berkala. Lakukan pengendalian menggunakan Bubur California atau dengan Bubur Bordo.
‘’Kita juga minta agar petani melakukan sanitasi lahan dan tetap melakukan monitoring lanjutan untuk memantau perkembangan OPT,’’ katanya. (sms)
--