MUSIRAWAS, SUMATERAEKSPRES.ID  - Hama putih palsu (HPP) bukanlah hama utama yang membahayakan bagi tanaman padi.  Namun demikian serangan hama ini tetap memberikan dampak dan juga kerugian bagi petani.

Gejala serangan ditandai dengan terlipatnya daun ke arah dalam dan di dalamnya terdapat larva berserta kotorannya.

BACA JUGA:Ingin Tahu Cara Mencegah Hama Masuk dalam Rumah, Ini 7 Cara yang Bisa Dilakukan

BACA JUGA:Bukan Hama Utama, tapi Sangat Merugikan

Larva tersebut kemudian memakan jaringan hijau daun dari di dalam lipatan kemudian meninggalkan permukaan daun yang berwarna putih dan transparan.

Hama putih palsu atau dalam bahasa latinnya disebut Cnaphalocrosis medinalis merupakan serangga dari ordo Lepidoptera.

Tipe perkembangbiakan Metamorfosis Holometabola (Metamorfosis Sempurna) siklus hidupnya dimulai dari stadia telur, larva, pupa dan imago (serangan dewasa).

Serangan hama HPP ini ditemukan petugas PPEP POPT, Zaenul Khusnah SP pada pertanaman padi sawah di Kelurahan Talang Ubi Kecamatan Megang Sakti, Mura. H

PP ini ditemukan pada luas hamparan yaitu 25 ha dengan umur tanaman 25-30 hari setelah tanam.  Varietas yang ditanam adalah Inpari 32.

‘’Dari hasil monitoring kita temukan serangan HPP dengan luas serangan 0,5 Ha dan intensitas serangan 2,5 persen,’’ katanya.

Dikatakannya, musuh alami yang ditemukan adalah laba-laba, paederus, dan coccinelidae. ‘’Kita langsung melakukan pengambilan kelompok telur dan larva hama putih palsu yang ditemukan lalu dimusnahkan,’’ ujarnya.

Selain itu, petani juga disarankan untuk melakukan pengendalian dengan menggunakan APH Beauveria bassiana.

‘’Jika  intensitas serangan di atas ambang pengendalian segera lakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida berbahan aktif Fipronil atau Dimehipo,’’ katanya.

BACA JUGA:Kerugian Capai 30 persen, Basmi Hama PBP