Gangguan Napas, Jemaah OKI Meninggal, Tergabung dalam Kloter 16

Almarhum Wartono-foto: ist-

MEKAH, SUMATERAEKSPRES.ID -  Kabar duka menyelimuti jemaah haji asal Kabupaten OKI. Pada Minggu (9/6) pukul 22.35 Waktu Arab Saudi (WAS), Wartono Noyo Kerto (83) asal Kecamatan Mesuji yang tergabung dalam kloter 16 KBIH Multazam Darul Ulum (MDU) meninggal dunia.

Almarhum Wartono meninggal dalam perawatan di An Noor Hospital. Informasi ini disampaikan Ketua KBIH Multazam Darul Ulum, H Munawir. “Memang benar ada jemaah kami yang meninggal dunia karena mengalami sindrom gangguan pernapasan (ARDS). Jenazahnya sudah dimakamkan di pemakaman Ma'la," katanya, Senin (10/6).

Menurut H Munawir, pihaknya sudah menyampaikan kabar duka itu kepada pihak keluarga jemaah di OKI. “Mereka sudah mengikhlaskan kepergian almarhum,” imbuhnya. Untuk jemaah lain, secara umum dalam kondisi sehat. “Tapi ada yang mulai batuk-batuk,” beber dia.

Cuaca di Mekah saat ini sangat ekstrem, dengan suhu bisa mencapai 43 derajat Celsius. “Saat ini  jemaah lagi persiapan untuk berangkat wukuf di Padang Arafah pada  9 Zulhijah nanti,” jelasnya.

BACA JUGA:Alami ARDS Wartono Noyo Kerto Jemaah Kloter 16 asal OKI Meninggal. Cuaca 43 Derajat, Jemaah Mulai Diserang

BACA JUGA:55.000 Jemaah Haji Indonesia Mabit di Muzdalifah Skema Murur, Siapa Saja Mereka?

Terpisah, Kepala Seksi Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kemenag OKI, H Mutawalli mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan seorang jemaah asal OKI meninggal dunia dan sudah dimakamkan di Mekah.

“Semoga keluarga yang ada di OKI diberikan ketabahan serta mengikhlaskan,” imbuhnya. 

Jelang wukuf, jemaah haji diimbau untuk menjaga kesehatan, terutama kesehatan jantung. “Mayoritas jemaah haji Indonesia yang meninggal disebabkan oleh penyakit jantung. Jadi, jemaah diminta untuk waspada,” kata Tim Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Ners Rendi Yoga Saputra.

Menurutnya, jemaah haji dengan penyakit degeneratif memiliki risiko tinggi mengalami gangguan jantung.  "Apalagi etape perjalanan ibadah haji melalui beberapa tahap sejak embarkasi, penerbangan, perjalanan darat ke Mekah dan juga prosesi saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna)," jelasnya.

Untuk itu, bagi jemaah yang sakit, jemaah lansia dan jemaah risiko tinggi wajib mempersiapkan obat rutin yang diminum dalam tas yang selalu dibawa, agar mudah dijangkau. "Ini penting untuk disiapkan jemaah saat Armuzna, karena terkadang jemaah lupa menyiapkannya," imbuh dia.

Sementara, kebijakan mabit di Muzdalifah dengan skema murur yang dikeluarkan Kemenag dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini disambut baik jemaah haji Indonesia.  Terlihat dari antusiasme jemaah yang mendaftar.

BACA JUGA:Tahapan Puncak Haji Armuzna 1445 H Diumumkan, Berikut Tanggal Penting untuk Diperhatikan Jemaah Haji

BACA JUGA:Kondisi Terkini Jemaah Asal OKI di Tanah Suci, Kemenag: Alhamdulillah, Semua JCH Sehat!

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan