Akhiri Puasa Gelar
LONDON-Final Piala Liga Inggris musim ini akan mempertemukan duel antara Newcastle United melawan Manchester United. Misi akhiri puasa gelar juara diusung kedua tim pada bentrok yang digelar di Stadion Wembley, Minggu (26/2) tersebut.
Ini merupakan laga final pertama bagi The Magpies dalam 24 tahun, bahkan lebih lama sejak terakhir kali menjadi juara di kompetisi kelas primer. Sepanjang sejarah, mereka juga belum pernah memenangi Piala Liga Inggris.
Dengan konsorsium baru, Newcastle ingin memberi bukti bahwa era baru mereka akan bergelimang trofi. Dan itu dimulai dari Carabao Cup 2023 ini.
Misi besar juga diusung Manchester United. The Red Devils yang saat ini sedang kering gelar juga berambisi untuk menang. Gelar terakhir yang dibawa pulang Setan Merah adalah Liga Eropa 2017. Saat mereka masih ditangani Jose Mourinho. Hampir enam tahun berlalu, lemari trofi itu menanti diisi lagi.
MU juga ingin 'kembali ke fitrah' sebagai raja Inggris pada era 1990an dan 2000an. Mereka ingin menghapus cap sebagai klub kaya tanpa arah yang melekat beberapa tahun terakhir.
MU diunggulkan pada duel kali ini. Itu terlihat head to head di Piala Liga Inggris MU unggul. Yakni memenangi duel pertama musim 1976/1977 dengan skor 7-2 di babak 16 besar. Newcastle lantas membalasnya di laga putaran ketiga musim 1994/1995 dengan kedudukan 2-0. Di laga ketiga pada putaran ketiga musim 2012/2013, MU kembali menang dengan skor 2-1. Dua gol kemenangan United kala itu dibuat oleh Anderson dan Tom Cleverley.
Dari head to head lima laga terakhir di semua kompetisi, MU juga masih digdaya. Dengan tiga kali kemenangan dan dua kali hasil imbang.
Terlebih, saat ini motivasi anak asuh Erik ten Hag sedang memuncak. Pada lima laga terakhir, Marcus Rashford dan kawan-kawan belum pernah kalah dengan tiga kali menang dan dua kali seri. Puncak motivasi mereka sedang tinggi setelah sukses singkirkan Barcelona di play-off Europa League.
Berbanding terbalik dengan Newcastle. The Magpies justru dalam kondisi kurang bagus jelang laga ini. Kekalahan atas Liverpool di EPL pekan lalu tak hanya membuat anak asuh Eddie Howe kehilangan tiga poin. Kartu merah bagi Nick Pope di laga itu juga membuat sang kiper harus absen di laga final ini.
Kartu merah bagi Pope itu memang memiliki efek domino yang tidak mengenakkan bagi Newcastle. Karena Pope harus melewatkan laga final karena hukuman tersebut juga berlaku ke ajang domestik lainnya.
Sialnya, Martin Dubravka sebagai kiper kedua terlebih dahulu dipastikan absen di final nanti. Bukan karena cedera, Dubravka absen karena di putaran pertama ia sempat dipinjamkan ke MU. Dubravka bahkan bermain dua kali bagi MU di ajang ini saat melawan Aston Villa dan Burnley.
Sehingga secara aturan Dubravka tidak diperkenankan bermain membela Newcastle di ajang yang sama meski ia akan mendapat mendali juara andai MU yang memenangi final nanti.
Pilihan Newcastle hanya tersisa pada Loris Karius dan Mark Gillespie. Melihat kondisi, Karius yang memang akan dipersiapkan Eddie Howe untuk bermain di final nanti. Suporter Newcastle tentu berharap Karius tak mengulang performa mengerikan seperti ketika membela Liverpool di final Liga Champions 2018 lalu.
"Saya tentu kecewa dengan apa yang terjadi pada Nick. Kehilangan Nick memang merupakan pukulan besar. Tapi kami percaya dengan kemampuan semua pemain di tim ini," kata Howe di laman resmi klub.
Kubu United sendiri tak tutup mata dengan situasi yang dialami oleh lawan. Ten Hag mengakui bahwa itu memang situasi yang tidak menguntungkan bagi Newcastle jelang laga final ini. "Itu jelas bukan keuntungan bagi Newcastle. Tapi itu memang masalah yang harus mereka selesaikan," ucap Ten Hag.
Pada laga ini, Ten Hag bisa menurunkan skuad terbaiknya. Termasuk Marcus Rashford dan Bruno Fernandes. Tapi United masih kehilangan Christian Eriksen, Anthony Martial, dan Donny van de Beek karena cedera.
Sementara itu selain tanpa Pope dan Dubravka, Newcastle juga tanpa Emil Krafth yang masih cedera. (gsm)