Kembali Datangi PT Wilmar Indonesia
warga gelar aksi damai karena PT Wilmar Indonesia yang berada di Desa Prajen karena saat pemberian kompensasi tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Foto:Akda/Sumateraekspres.id--
SUMATERAEKSPRES.ID-BANYUASIN - Emak emak desa Prajen Kecamatan Banyuasin I kembali mendatangi PT Wilmar Padi Indonesia, Rabu (22/5) sore.
Kedatangan emak emak itu menagih kompensasi sembako yang dijanjikan oleh PT Wilmar Padi Indonesia terhadap dampak debu penggilingan padi milik PT Wilmar Padi.
"Iya, kami meminta kompensasi yang dijanjikan pihak perusahaan yaitu berupa sembako berupa beras 5 kg, minyak, susu,"ujar Emik warga Prajen. Namun kompensasi yang dijanjikan tersebut pada awalnya kurang direspon sehingga menjadi molor.
Akhirnya puluhan emak emak kembali datang, agar pihak perusahaan untuk merealisasikan kompensasi itu."Tapi hasilnya tidak memuaskan, dan tidak sesuai dengan keinginan ibu ibu,'terangnya.
BACA JUGA:Tokoh Muba - Banyuasin, Nur Muhammad Dukung Herman Deru Dua Periode
BACA JUGA:Resmi Diusung PKB, Askolani Kantongi 12 Kursi Maju Pilkada Banyuasin
Sabirin warga Desa Prajen Dusun III mengatakan kalau emak emak kembali mengelar aksi demo yaitu meminta kompensasi ke PT Wilyar Indonesia."Memang dikasih oleh PT Wilmar hari itu juga,"ucapnya.
Sebelumnya kompensasi tersebut acap kali molor, namun saat pemberian kompensasi tidak sesuai dengan yang dijanjikan."Beras 2 kg, minyak 1 kg yang dapat,"ungkapnya.
Diketahui warga gelar aksi damai karena PT Wilmar Indonesia yang berada di Desa Prajen, Kecamatan Banyuasin I, Banyuasin dikeluhkan masyarakat sekitar.
BACA JUGA:Sekda Banyuasin Hadiri 10 Tahun World Water Forum 2024 di Bali
BACA JUGA:SIAP-SIAP! Pemkab Banyuasin Lelang Kendaraan Dinas
Bahkan puncaknya puluhan emak emak warga Desa Prajen, tepatnya Dusun III melakukan aksi damai dengan mendatangi pabrik pada Bulan April lalu.
Emak emak meminta agar debu dari penggilingan padi itu tidak lagi sampai menyebar ke pemukiman warga sekitar."Iya sudah sempat lakukan aksi damai, karena debu padi bertebaran hingga ke rumah penduduk,"kata Achmad Nurcholis Anggota DPRD Banyuasin.
Tentunya dengan keberadaan debu dari penggilingan padi itu membuat resah warga sekitar, karena menganggu aktivitas warga seperti mencuci, masak, menjemur baju.(qda)