Harus Jujur-Adil, Maniak Bekerja
Dari kaca mata pengamat, Sumsel butuh pemimpin yang punya kemampuan komplet. Punya kemampuan dalam memajukan daerah dengan berbagai pembangunan dan mensejahterakan masyarakat.
Kata pengamat ekonomi Sumsel, Yan Sulityo, dua indikator utama yang harus dimiliki Gubernur Sumsel adalah kejujuran dan keadilan. “Kalau tidak jujur atau tidak adil, maka tidak layak disebut pemimpin," katanya.
Penjabaran dari dua kata itu tentu sangat luas. “Misalnya menempatkan para pejabat harus right man on the right place. Baik di dinas/instansi maupun BUMD dan lembaga lain," ujar Yan.
Jika sembarang orang, maka sudah tentu akan kacau balau dalam pekerjaannya. Lalu jujur, baik dalam penggunaan anggaran dan lainnya. “Kita semua tahu, tidak ada yang abadi dalam politik. Tapi jangan jadikan politik sebagai alasan untuk tidak jujur dan tidak adil,” cetusnya. Harus amanah.
BACA JUGA : Modal Pengalaman, Siap Diusung
Kemudian jangan mencari kesalahan orang lain. Menurutnya, tidak penting pemimpin yang sangat pintar, tapi tidak jujur, adil dan amanah."Kalau dalam tugas, kan ada wakil, para asisten, staf ahli hingga kepala OPD dan jajaran," cetusnya.
Yan menambahkan, dalam perpolitikan sekarang cenderung banyak pemimpin yang tidak jujur. "Menggunakan lembaga survei yang hasilnya menurut saya tidak jujur. Saya juga peneliti, walau bukan peneliti politik. Tapi asas penelitian mereka bisa saya debat," tuturnya. Dia minta jangan membodohi masyarakat dengan hasil survei, apalagi yang abal-abal
Sementara, dari kaca mata pengamat politik Sumsel, Bagindo Togar, pemimpin Sumsel tidak hanya punya kecakapan semata. Tapi juga harus bisa memprediksi perkembangan minimal 5 tahun kedepan. Apalagi teknologi semakin canggih. “Diperlukan pemimpin yang maniak bekerja dan kaya gagasan,” jelasnya.