Guru, Terbanyak Terjerat Pinjol, Disusul Korban PHK dan IRT

grafis pinjol--

SUMSEL, SUMATERAEKSPRES.ID - Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi, total pengguna aplikasi dan layanan pinjaman online (pinjol) mencapai 178 juta entitas atau 2/3 dari jumlah penduduk Indonesia. Dari delapan kelompok yang banyak terjerat, 42 persen adalah guru. Disusul korban PHK 21 persen dan ibu rumah tangga (IRT) 18 persen.

Selebihnya, karyawan 9 persen, pedagang 4 persen, pelajar/mahasiswa 3 persen, tukang pangkas rambut 1 persen dan ojek online 1 persen. Begitu banyaknya guru yang jadi nasabah pinjol memunculkan keprihatinan. Bukti kalau tenaga pendidik di Indonesia jauh dari kata sejahtera.

M Nur, guru PPPK di Kabupaten OKI mengaku, tidak aneh mendengar banyak guru terjerat pinjol. “Gaji yang diterima belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena itu, terpaksa harus pinjam,” ungkapnya, kemarin (28/4).  Mengapa pinjol? “Karena mudah, cepat dan tidak diketahui banyak orang," ujar dia.

Dia mencontohkan, kalau pinjam di bank. selain lama prosesnya, mungkin juga butuh agunan dan syarat lain. Beda dengan pinjol yang hanya modal KTP, pinjaman cair dalam waktu 10 menit. Kata Nur, apabila gaji guru, terutama honorer bisa dinaikkan, jumlah guru yang terjerat pinjol diyakini akan berkurang.

Kepala SMAN 2 OKU, Agus Sudiana, angka 42 persen guru yang terjerat pinjol perlu ditelaah lebih detil dan akurat. “Saya sudah dengar isu itu cukup lama. Bisa jadi 42 persen guru itu adalah guru tidak tetap/honorer, yang gajinya sering tertunda,” bebernya.

BACA JUGA:MIRIS, Profesi Guru Paling Banyak Terjerat Pinjol. Persentasenya 42 Persen, Penyebabnya Gara-Gara Hal Ini!

BACA JUGA:Gegara Pinjol, Seorang Pria di Palembang Nekat Gantung Diri, Begini Ceritanya

Menurutnya, cukup logis jika banyak guru, utamanya honorer terjerat pinjol. Sebab, gaji mereka ada yang bersumber dari bantuan operasional sekolah (BOS).  Gaji ini diberikan kepada guru yang memiliki NUPTK. 

Tapi ada juga yang bersumber dari dana APBD/PSB/PSG. Nah sumber dana APBD ini yang kadangkala mengalami keterlambatan.  Ada beberapa dugaan menurutnya yang memicu guru meminjam di perusahaan pinjol. Salah satunya, berasumsi akan melunasi pinjol pada saat tunjangan profesi cair. Lalu, karena ada desakan kebutuhan bulanan yang relatif besar. Sedangkan gaji guru banyak yang sudah dipotong untuk ansuran pinjaman bank. Bisa juga karena pertimbangan pinjol adalah jalan pintas mendapatkan uang dengan syarat pencairan yang sangat mudah. 

Ketua PGRI Cabang Lahat, Dr Hasferi Susanto MPd mengungkapkan keprihatinannya dengan banyak guru terjerat pinjol. Menurutnya, perlu perhatian serius dari semua pihak. Terutama pemerintah.

"Kami sadar akan dampak yang ditimbulkan dari utang pinjol bagi kesejahteraan guru-guru kami. Oleh karena itu, PGRI berkomitmen untuk memberikan edukasi finansial yang lebih baik dan dukungan yang diperlukan untuk membantu anggota kami mengatasi masalah ini," ungkapnya.

Dia menilai pentingnya kerjasama antara pihak sekolah, pemda, dan lembaga keuangan untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dalam menangani masalah utang pinjol di kalangan guru.

BACA JUGA:Teror Pinjol Makan Korban, Diduga Tak Sanggup Bayar, Warga 16 Ulu Akhiri Hidup

BACA JUGA:Transaksi Pinjol Meningkat Jelang Nataru. 3 Daerah Ini Paling Banyak Laporan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan