Tebar Kebaikan di Ujung Ramadhan, Tradisi Buka Puasa dan Magrib Berjemaah di Masjid Nurul Hikmah
Jemaah Masjid Nurul Iman saat buka puasa bersama. -Foto: andiwijaya-
Tapi juga tentang membangun kebersamaan dan mempererat tali persaudaraan antar jemaah.
"Alhamdulillah, hampir tiap bulan Ramadhan selama 4 tahun ini ramai terus," kata Harjuna. Jemaah yang datang bukan hanya dari sekitar masjid, tapi juga dari luar RT sekitaran masjid.
Sejarah Panjang dan Semangat Dakwah
Masjid Nurul Hikmah sendiri memiliki sejarah panjang. Awalnya, masjid ini adalah sebuah langgar yang berdiri sejak tahun 1970-an, dan merupakan salah satu masjid/langgar Muhammadiyah tertua di Palembang.
BACA JUGA:Milad ke-111, Muhammadiyah Luncurkan GIP111. Ini Maksud dan Tujuannya!
Pada tahun 1987-1988, langgar ini dibongkar dan dibangun menjadi masjid.
Mayoritas penduduk di sekitar masjid bekerja di perkebunan. Mereka sering pergi pagi dan pulang sore, sehingga banyak yang tidak sempat shalat berjamaah di masjid.
"Alhamdulillah dengan semangat dakwah Muhammadiyah sejak tahun 1960, dengan mendirikan tempat ibadah dan mengajak untuk berjemaah ke masjid, dampaknya bisa dibilang masyarakat di Ranting Talang Kemang dan beberapa ranting lainnya, mayoritas penduduk di kelurahan Talang Kemang ini adalah warga dan kader Muhammadiyah bahkan beberapa perangkat kelurahan pun diisi oleh warga dan kader Muhammadiyah," ujar Ustad Sudirwan, S.Ag., ketua PCM Gandus.
BACA JUGA:IKesT Muhammadiyah Palembang Cetak 422 Sarjana Baru Siap Kerja
BACA JUGA:Target akreditasi Unggul, IkesT Muhammadiyah Palembang Cetak 422 Sarjana Siap Kerja
Tradisi buka bersama dan magrib berjemaah di Masjid Nurul Hikmah adalah contoh nyata semangat kebersamaan dan kepedulian antar sesama.
Di tengah keterbatasan, masjid ini mampu menghadirkan kebahagiaan dan kehangatan bagi masyarakat di sekitarnya.
"Semangat dakwah Muhammadiyah yang terus berkobar di masjid ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus menyebarkan kebaikan dan membangun masyarakat yang lebih kuat, " tukasnya. (*/aw)