https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Order Kue Basah Tetap Laris Manis, Terima Lagi Mulai H+3

Sederhanakan Penerbitan SIMBG dan SLF, Permudah Pelaku UMKM-Foto: Ist-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Usai Lebaran, pesanan kue basah khas Palembang ternyata masih tetap laris manis. Padahal sebelum hari raya pun, toko-toko kue basah sudah banyak menerima pesanan untuk sajian Idul Fitri. Tak heran, demi menangkap peluang, pelaku usaha tetap memanfaatkan kesempatan ini dengan kembali buka toko atau usahanya dan menerima pesanan pasca beberapa hari Lebaran. 

Owner Dapur Bunda Rayya, Yus Elisa mengatakan permintaan kue basah khas Palembang banyak juga usai Lebaran ini. "Kami bahkan kembali buka pesanan H+3 sesudah Lebaran. Jadi sekarang kalau ada yang pesan lagi kami terima. Sebab banyak konsumen yang beli kue basah untuk dibawa pulang ke tempat asalnya masing-masing setelah mudik ke Palembang," terangnya. 

Paling banyak, kata Bunda Raya, kue basah yang dicari konsumen itu seperti Makjola, Lapis nanas, Agar Dodol, dan Maksubah. "Harga yang kita tawarkan cukup kompetitif mulai Rp350 ribu hingga Rp500 ribu," katanya.

Owner Shashikitchen, Ema Eliyana mengatakan setelah Lebaran ia libur dulu Seminggu karena capek melayani peningkatan pesanan jelang Lebaran. "Kecuali kalau memang  ada banyak pesanan masuk tetap kami kerjakan setelah H+5 Lebaran ini," ujarnya lagi. Kue basah yang ditawarkan Shashikitchen seperti srikaya panggang dengan kue lapis pepe dan aneka bolu jadul. "Sebenarnya ini ada juga yang pesan setelah Lebaran, mintanya untuk hari ke-2 dan 3 kemarin tapi kami masih mudik," katanya lagi. 

BACA JUGA:8 Aneka Kue Basah Khas Palembang, Cocok Banget Jadi Hidangan Lebaran

BACA JUGA:Orderan Kue Basah Capai Ratusan Buah

Ketua Bidang Pengembangan IKM/UKM Nusantara, Andy BR menjelaskan situasi kondisi ekonomi masyarakat sangat mempengaruhi interaksi penjualan hasil produk UMKM baik sebelum maupun pasca Lebaran. "Di bulan puasa ini dan Lebaran ini yang ramai memang bisnis kuliner, sangat menggeliat makanya banyak pelaku UMKM beralih ke sektor kuliner atau minimal tetap fokus produknya dan kuliner sebagai sampingan,” tegasnya. 

Terutama pas bulan puasa kemarin, yang namanya resto, rumah makan, atau cafe justru ramai saat buka bersama. Dengan demikian sektor kuliner banyak dilirik UMKM karena makanan itu yang memang dibutuhkan masyarakat setiap hari. Meskipun ada kenaikan harga, namun tidak signifikan lantaran terpengaruh dengan keuangan ekonomi masyarakat, dampak dari kenaikan kebutuhan pokok dan lainnya.

"Ada peningkatan omset kuliner, demikian pula pasca Lebaran ini. Tapi UMKM juga sangat butuh kepedulian Pemerintah yang turut memberikan pembinaan pendampingan, bahkan permodalan," pungkasnya. (tin/fad)

 

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan