Sekuel Dua Garis Biru
-foto net-
DUA Hati Biru merupakan sekuel dari film Dua Garis Biru yang tayang di bioskop 2019 lalu. Film ini dibintangi Cut Mini, Arswendy Bening Swara, Lulu Tobing, Maisha Kanna, Keanu Angelo, dan lainnya. Bakal tayang di bioskop mulai 17 April mendatang.
Butuh lima tahun lamanya Gina S Noer merampungkan film ini. Ceritanya merupakan kelanjutan perjalanan kehidupan Dara (Nurra Datau) dan Bima (Angga Yunanda), yang alami konflik dalam keluarga kecil mereka setelah kehadiran Adam (Farrell Rafisqy).
Dijelaskan Gina, keterlibatan Farrell bukan hanya sebagai aktor cilik yang sekadar datang untuk berakting. Atau, memberikan warna di lokasi syuting maupun film karena tingkah lucunya yang alami. Namun, Farrell juga turut berkontribusi menghadirkan ide kreatif kepada tim produksi.
Meskipun, hal itu sejatinya tidak disadari Farrell secara langsung. Salah satunya adegan pembuka dalam film Dua Hati Biru. Gina mengakui bahwa sumber inspirasi tersebut berasal dari Farrell.
BACA JUGA:Sinopsis dan Jadwal Tayang Film Dua Hati Biru, Kisah Keluarga Bima dan Dara Berlanjut
“Suatu hari dia main kayak mumi-mumian gitu dan seolah menawarkan kepada saya kalau ini tuh seru loh. Akhirnya itu kami putuskan untuk jadi opening scene,” ungkap Gina saat konferensi pers di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, (4/4).
Kejadian itu membuat Gina meyakini Farrell bukan sekadar aktor cilik biasa. Sebab, Farrell mampu menyandingkan dirinya untuk setara dengan aktor-aktor yang lebih dewasa darinya. Dan hak tersebut sangat sejalan dengan misi Gina untuk menciptakan lingkungan syuting yang sehat.
“Anak itu (Farrell, Red) tuh bisa memosisikan diri untuk setara. Dan itu nggak mungkin terjadi kalau orang tuanya, keluarganya, memperlakukan Farrell dengan kasih sayang yang setara,” ucap Gina. Di usianya yang baru 5 tahun, Farrell juga punya profesionalitas kerja yang tinggi.
Gina menceritakan, Farrell sudah bisa memahami profesinya sebagai seorang aktor. Dia paham betul bahwa Adam hanya diperankan ketika di depan kamera. Dengan demikian, hal itu memudahkannya untuk keluar masuk karakternya. ’’Jadi, ketika pulang, dia nggak mau dipanggil Adam. Dia adalah Farrell. Tapi, ketika diset, ya Adam,” beber Gina.
BACA JUGA:Film Dokumenter
BACA JUGA:Film Biografi Michael Bakal Bahas Tuduhan Pelecehan seksual
Kendati demikian, dia menyampaikan bahwa Farrell berhasil menjiwai tokohnya berkat kerja sama seluruh pekerja film yang terlibat. Sebab, biar bagaimanapun, Farrell tetap lah anak kecil yang belum bisa diatur sepenuhnya. Mau tidak mau para orang dewasa yang harus turun tangan menurunkan ego membangun suasana syuting yang hangat dan ramah anak.
Misalnya, menerapkan kedisiplinan waktu tidur siang hingga asupan makanan untuk Farrell. ’’Itu semua nggak mungkin terjadi kalau para partner aktingnya, keluarga, terutama orang tua, nggak sabar. Jadi, ini adalah hasil kerja sama semua pihak. Ini kerja keluarga,” ujar Gina.