Raih Idul Fitri, Pelihara Kesucian Diri
masjid agung palembang-Foto: Ist-
H ABDUL RAHMAN ROMLI SAg MPdI
SUMATERAEKSPRES.ID - Di hari bahagia ini, Idul Fitri 1 Syawal 1445 H, tatkala fajar menyingsing, ketika matahari terbit di ufuk timur, ribuan bahkan jutaan kaum Muslimin dianugerahi kebahagiaan yang besar, karena memperoleh kemenangan dalam mengendalikan hawa nafsu setelah sebulan penuh digembleng, dibina dengan pendidikan ramadhan.
Hari ini kaum Muslimin dan Muslimat, di perkotaan, hingga pedesaan, masyarakat di daerah pegunungan, para nelayan, sampai ke seluruh pelosok tanah air bahkan hingga ke penjuru dunia; suara takbir dikumandangkan, tahmid dan tahlil digemakan, sebagai refleksi tanda syukur yang Allah selimutkan kepada Umat Nabi Muhammad SAW yang Allah agungkan.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah : 185 yang artinya: ”Hendaklah kamu bertakbir (mengagungkan Allah) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu” (Q.S. Al-Baqarah : 185)
Allahu Akbar 3X Walillahil Hamd
Kaum muslimin dan muslimat jama’ah idul fitri rahimakumullah
Secara bahasa id artinya kembali, fitri artinya suci / kesucian. Maksudnya kembali kepada asal mula kejadian manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan suci tanpa noda. Maka jelaslah Idul Fitri bermakna kembali kepada kesucian, suci dari noda dan dosa setelah didahului dengan berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan zakat fitrah.
Perjuangan ibadah di bulan Ramadhan adalah sebuah perjuangan keimanan terhadap kekufuran, perjuangan indahnya ibadat terhadap godaan maksiat, diuji menahan lapar dan dahaga, juga menahan dari rasa angkuh dan bangga. saat memiliki luasnya pengetahuan tidak merasa hebat, saat memiliki kekuasaan tidak merasa kuat, saat memiliki kekayaan tidak merasa dahsyat.
BACA JUGA:Siagakan 16 SPBU Kantong, Di Titik Rawan, Pertamina Patra Niaga Pastikan Stok Lebaran Aman
BACA JUGA:Musibah Datang Jelang Lebaran, 1 Rumah Terbakar, 4 Rusak Ringan, Ini Penyebabnya
Meraih idul fitri dan memelihara kesucian diri, dengan jiwa yang penuh berkat, dan kualitas amal yang meningkat, menuju taqwa yang meninggikan martabat dan harkat, serta akhlaqul karimah yang indah melekat, ukhuwwah Islamiyah terjalin dan erat terikat, sehingga di hari fitri ini antara yang kaya dan miskin tidak bersekat
Firman Allah Surah Asy-syams Ayat 9 – 10 yang artinya: “sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q.S. Asy-Syams : 9 – 10)
Kesucian diri akan terpenuhi setelah dosa diampuni, kekuasaan Allah yang tulus diimani, hingga ummat Islam menjadi kaum yang disegani, dan puasa Ramadhan menjadi wasilah yang sakral memumpuni. Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan Iman dan berharap pahala dari Allah niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Dalam sebuah Hadits Qudsi, dijelaskan: “Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan hari raya maka Allah pun berfirman: 'Wahai Malaikat-Ku, setiap orang yang mengerjakan amal kebajikan dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka'. Kemudian ada yang berseru: 'Wahai ummat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan'. Kemudian Allah pun berkata: 'Wahai hamba-Ku, kalian telah berpuasa untuk-Ku dan berbuka untuk-Ku. Maka bangun / berdirilah sebagai orang yang telah mendapatkan ampunan.”