Banyak Tak Punya Juru Sembelih, Tempat Pemotongan Ayam, Harga Tembus Rp35 Ribu/Kg

MAHAL LAGI Pedagang ayam di pasar tradisional Palembang menawarkan daging ayam kepada pembeli. Menjelang Lebaran ini, harga daging ayam kembali mahal sebesar Rp35 ribu per kg. Ini mengingat permintaan konsumen tinggi untuk sajian Idulfitri.-foto : alfery/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Tibalah saatnya perayaan Idulfitri 1445 Hijriah yang jatuh pada 10-11 April 2024. Satu hari sebelum Lebaran biasanya ibu-ibu memasak lauk khas Lebaran, mulai dari opor ayam, ayam kecap, rendang, ketupat, dan lain sebagainya. Biasanya kalau tidak ada daging yang diolah menjadi rendang atau pindang, masyarakat memilih ayam sebagai gantinya. 

Kemarin (8/4) harga daging ayam mengalami peningkatan kembali. Harga satuan per kilogram mencapai Rp35 ribu per kg. Padahal satu minggu sebelum mendekati Idulfitri, harga daging ayam relatif normal kisaran harga Rp28 ribu per kg, artinya meningkat sebesar Rp7 ribu per kg.

Seorang pedagang ayam potong, Agus menjelaskan jika harga daging ayam sendiri mengalami kenaikan dari agen distribusi. "Kita mengikuti harga yang ada di pasaran. Keinginan kita kalau bisa harga daging ayam jangan naik walaupun mau Lebaran. Tapi pada kenyataannya, harga daging ayam tetap naik seperti biasa. Yah mau tak mau kita harus mengikuti harga standar pasar," ujarnya. 

Bagi ibu-ibu yang akan berbelanja daging ayam, walaupun harganya mengalami kenaikan, ada beberapa tips. Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PHDI) Cabang Sumatera Selatan, Dr drh Jafrizal MM menjelaskan tata cara memilih daging yang baik dan benar. Kepada koran ini, Jafrizal mengungkapkan tip cara membeli daging yang baik.

Antara lain belilah di tempat resmi yang memiliki izin pengedar produk asal hewan. Hindari membeli pada tempat yang tidak jelas. "Jadi tempat yang resmi dan jelas. Selain itu juga lihat apakah ada izin produk asal hewan atau ayam," jelasnya.

BACA JUGA:Penting! Ahli Sarankan Cermati 6 Hal Ini Saat Membeli Daging Ayam untuk Konsumsi Lebaran

BACA JUGA:Resep Sate Lilit Ayam Khas Bali, Kuliner Lezat Khas Nusantara Bisa Jadi Menu Lebaran Anti Mainstream

Kedua memastikan penyembelihannya dilakukan sesuai syariat (sertifikasi halal), paling tidak memiliki juru sembelih hahal. “Selanjutnya diharapkan dapat memastikan  produk berasal dari RPH/RPU ber NKV (Sertifikat Jaminan Keamanan Pangan Asal Hewan) paling tidak dalam pembinaan NKV,” imbuhnya. 

Keempat memilih daging  yang segar, tidak kebiruan, memiliki tekstur yang terasa kenyal. Hindari yang mengandung banyak air. “Pilihlah yang bau atau aroma khas daging sapi/kambing, dan lain-lain,” bebernya. Keenam kandungan lemak (marbling)-nya tidak banyak pada daging sapi, berbeda dengan daging babi. Warna daging sapi lebih merah dan sedikit berlemak, sedangkan babi warna pucat dan banyak lemak.

"Untuk daging ayam, masih banyak yang belum mengantongi  halal karena banyak tempat pemotongan yang belum punya juru sembelih halal. Untuk itu harus berhati-hati," kata dia. Apalagi jika tidak memiliki NKV (Nomor Kontrol Veteriner). (iol/fad/)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan