Menggerakan Ekonomi, Memperbanyak Ruas Tol

 

            KONTRIBUSI JTTS yang dibangun dan dikelola PT Hutama Karya berperan besar bagi laju perekonomian daerah. Akses jalan tol yang menghubungkan kabupaten/kota memperlancar transaksi dan arus distribusi barang maupun komoditi, memperbesar PDRB (product domestic regional bruto), dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tren itu sudah terlihat sejak JTTS terbangun dan beroperasi di Provinsi Sumsel tahun 2017, mulai dari ruas Jalan Tol Palindra, Terpeka, Simpang Indralaya-Prabumulih, dan seterusnya.

Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumsel, tahun 2017 PDRB Sumsel atas dasar harga berlaku (ADHB) baru sebesar Rp383,76 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp281,54 triliun. Tetapi di 2022, PDRB ADHB melesat ke angka Rp591,6 triliun dan harga konstan 2010 Rp343,48 triliun, dengan rata-rata pertumbuhan di atas 5 persen setiap kuartal. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menopang PDRB tertinggi nomor 3 di tahun 2022 sebesar Rp56,93 triliun.

Beberapa komoditas andalan Sumsel, yakni kelapa sawit dengan produksi tertinggi mencapai 3,4 juta ton per tahun, karet 1,25 juta ton, kopi 211.681 ton, kelapa 58.121 ton. “Empat komoditas kita ini merupakan komoditi ekspor, baik yang dikirim melalui Pelabuhan Boombaru Sumsel maupun pelabuhan di Lampung,” ujar Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel, Rudi Arpian, kemarin (18/2).

Khusus komoditas kopi Sumsel, 60 persen hasil produksi diekspor ke Malaysia, Singapura, Eropa, sampai Mesir. “Tapi hampir semuanya dari pelabuhan laut di Lampung, karena Sungai Musi sudah dangkal, hanya kapal feeder yang bisa masuk Pelabuhan Boom Baru. Daya muatnya paling banyak 4.550 ton,” imbuhnya. Berbeda dengan pelabuhan laut, seperti Pelabuhan Panjang di Lampung, kapal besar kapasitas di atas 10 ribu ton bisa masuk. Bagi eksportir kopi jauh lebih efisien, tak perlu ganti kapal. Makanya kopi Sumsel dibawa ke Lampung via jalan tol. BACA JUGA : Haji Mahal, Umrah Laris Manis

“Jalan Tol Palembang-Lampung yang dibangun HK itu berperan vital mendukung kelancaran pemasaran dan distribusi kopi Sumsel. Akhirnya PDRB kita tetap meningkat. Tak hanya kopi, juga kelapa sawit dan semua komoditas yang ada. Ruas JTTS yang masuk wilayah-wilayah pelosok negeri menumbuhkan perekonomian desa-desa, khususnya dari sektor pertanian dan perkebunan,” lanjut Rudi. Daya tawar komoditas juga naik, misalnya di pasar lokal harga biji kopi mentah (green bean) Rp17-20 ribu per kg, tapi untuk ekspor bisa Rp22-24 ribu per kg.

Dalam keterangannya, Direktur Operasi III PT Hutama Karya (Persero), Koentjoro mengatakan JTTS merupakan akses vital menghubungkan masyarakat di Pulau Sumatera dan antar pulau. Kehadirannya diharapkan jadi stimulus baru meningkatkan perekonomian, apalagi Sumatera ini pulau terbesar kedua di Nusantara dengan populasi melebihi 55 juta jiwa, turut berperan penting bagi perekonomian negara dengan sumbagsih PDB Indonesia 22,21 persen.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan