Puasa dan Al-Quran
Suparjon Ali Haq Al Tsabit SPdI MPdI Wakil Ketua MUI/Ketum Dewan Dakwah Kabupaten OKI/Dosen Uniski-Foto: Ist-
SUMATERAEKSPRES.ID - Salah satu ayat dalam Alquran yang terkait dengan kewajiban puasa yaitu ayat 185 Surat Al-Baqarah. Artinya “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS Al-Baqarah: 185).
Salim al-Hilali dan Ali Hasan Abdul Hamid dalam kitabnya “Shifatu Shoumu an-Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam” mengatakan bahwa penjelasan tentang Al-Quran yang diturunkan pada bulan Ramadan, lalu dikaitkan dengan kalimat “fa man syahida minkum syahro fal yashum” yang merupakan kewajiban berpuasa dengan huruf “fa” yang berfungsi sebagai alasan dan sebab. Itu artinya dipilihnya Ramadan menjadi bulan puasa adalah karena Al-Quran diturunkan pada bulan itu.
BACA JUGA:Wonderful Ramadan, BNI Berbagi Kebahagiaan di Malam Nuzulul Quran
Bahkan dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi yang lain juga diturunkan pada bulan Ramadan. Ayat di atas juga memberikan pemahaman kepada kita bahwa puasa dan Al-Quran memiliki kaitan sangat erat. Keduanya akan menjadi penolong kita di akhirat kelak. Rasulullah SAW bersabda,
“Puasa dan Al-Quran itu akan memberikan syafa’at kepada hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat, maka perkenankanlah aku memberikan syafa’at untuknya.’ Sedangkan Al-Quran akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka perkenankanlah aku memberikan syafa’at untuknya.’ Maka Allah Swt. memperkenankan keduanya memberikan syafa’at.” (HR Imam Ahmad dan Ath-Thabrani).
Dengan diwajibkannya puasa pada bulan Ramadan, sedangkan pada bulan itu juga diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan sebagai furqan (pembeda antara yang hak dan yang bathil), maka Allah SWT menginginkan agar kewajiban puasa tidak dianggap sebagai beban. Al-Quran memuat ketentuan-ketentuan yang memudahkan pelaksanaan ibadah puasa. Sementara puasa adalah sarana untuk mencapai insan bertaqwa. “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” (QS Al-Baqarah: 185).
Oleh karena itu, jika Allah SWT memberi taufik kepada kita untuk menyempurnakan ibadah Ramadan kali ini dalam rangka menaati Allah, maka hal itu merupakan hidayah dan hadiah yang patut disyukuri. “Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur” (QS Al-Baqarah: 185).
Ketika amaliyah Ramadan dapat kita sempurnakan dan dilanjutkan dengan ucapan serta sikap syukur kepada Allah SWT, maka Allah SWT. akan mengabulkan semua permintaan dan permohonan kita.
BACA JUGA:Belum Terlambat, Ini 4 Cara untuk Mengenalkan Puasa Ramadan Pada Anak
BACA JUGA:Padukan Pasar Murah dengan Ramadan Sale, Kerja Sama Dinas Perdagangan dan Dekranasda Sumsel
“Dan apabila hambaa-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS Al-Baqarah: 186).