Sadis, Dibakar dan Ditanam Hidup-Hidup

DEMO POLRES MUBA: Massa dan keluarga dari korban pembunuhan sadis di Bayung Lencir, demo ke Polres Muba, karena penanganan perkaranya di Polsek Bayung Lencir dinilai tidak profesional. -FOTO: IST-

*Keluarga dan Massa Demo ke Polres Muba 

*Sebut Penanganan di Polsek Tidak Profesional

 SEKAYU,SUMATERAEKSPRES.ID - Penanganan perkara pembunuhan sadis Yudi (22), yang dibakar dan ditanam hidup-hidup, masih menimbulkan tanda tanya bagi keluarga almarhum. Meski tiga orang pelakunya sudah diamankan dan proses hukum oleh Polsek Bayung Lencir.

Merasa tidak puas, keluarga almarhum bersama sejumlah massa melakukan unjuk rasa di depan Mapolres Musi Banyuasin (Muba). Dalam aksi damai Kamis, 28 Maret 2024, mereka menuntut agar proses hukum kasus tersebut dipercepat.  

Ibu korban, Yahuna (40) melalui kuasa hukumnya, Jon Heri SH, mengungkapkan tindak pembunuhan berencana itu terjadi Selasa, 13 Februari 2024. Berawal tersangka Jefri Dahriansyah dan temannya, memesan motor kepada korban, minta diantar ke SPBU C2 Sungai Lilin.

"Saat korban datang di SPBU C2, korban langsung dipukuli para tersangka. Disiksa dan dibawa ke dalam mobil, sampai ke tempat Trans PDI Desa Mangsang, Kecamatan Bayung Lencir," terang Jon Heri.

BACA JUGA:Kasus Pembunuhan Terhadap Buruh Perusahaan Sawit di Muara Beliti Terungkap, Ini Pengakuan 2 Tersamgka!

BACA JUGA: Polrestabes Palembang Paling Produktif, Tangkap 110 Pelaku Kejahatan dalam 20 Hari Operasi Pekat 1 Musi 2024

Dalam mobil itu, rambut korban dijambak. Diancam akan dibunuh dan dibakar, setelah tiba di Trans PDI Desa Mangsang. “Penganiayaan dan pengancaman dalam mobil itu, direkam pelaku menggunakan kamera handphone (hp). Dibuat video,” bebernya.

Sampai di Desa Mangsang, lanjut Jon Heri, sudah ada sekelompok pelaku menyambut hendak membakar korban. “Tersangka Jefri, Agung, Idham, dan lainnya, dengan kejamnya dengan menyiksa, membakar dan menanam korban hidup-hidup. Seperti ancamannya dalam video,” sesalnya.

Sudah ada 3 tersangka yang ditangkap Polsek Bayung Lencir, Jefri Dahriansyah, Idham Pangestu dan Ignatius Agung Yoga Setiawan. Rekonstruksi pun sudah dilakukan di Polres Muba. Tapi keluarga korban tidak puas karena merasa penanganannya mengambang. 

Mereka meminta polisi menangkap seluruh pelaku yang terlibat pembunuhan sadis dan terencana itu. ”Kami datang ke Polres Muba, untuk meminta mengambil alih kasus yang ditangani oleh Polsek Bayung Lencir. Dikarenakan penyidik Polsek Bayung Lencir tidak profesional," cetus Jon Heri.

BACA JUGA:Motif Pembunuhan Terkuak: Sengketa Lahan Diduga Jadi Pemicu Tragedi Kematian Hairuni, Ini Kronologisnya!

BACA JUGA:Kekasih Tamara Ditangkap Polisi, Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana. Begini Ancaman Hukumannya

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan