Juliana Selamat karena Nyadap Karet, Rumah Hancur Total Tertimpa Launcher Crane
RUSAK : Rumah warga tertimpa launcher crane proyek fly over Bantaian yang roboh tampak rusak berat. Hingga kemarin belum ada bantuan atau ganti rugi untuk mereka.-foto : gite/sumeks-
SUMATERAEKSPRES.ID - Ambruknya balok girder dan crane proyek flyover Bantaian di Kecamatan Gunung Megang tak hanya menimpa kereta. Ternyata ada tiga rumah warga yang jadi korban. Hancur tertimpa launcher crane.
Tiga rumah itu milik Tabrani (60), Juliana (51), dan Darningsih (45). Rumah milik Juliana bahkan tidak bisa lagi ditempati karena rusak total. Dia terpaksa menumpang di rumah saudara.
Cerita Juliana, saat insiden terjadi, dia tidak di rumah. Tapi sedang menyadap karet di kebun. "Waktu di kebun, memang kedengaran kerasnya suara itu. Tapi saya kira tidak menimpa rumah," ujarnya.
Ketika pulang menyadap, betapa terkejutnya Juliana menyaksikan rumahnya sudah tak berbentuk lagi. Hampir 100 persen rusak. "Langsung lemas aku lihat rumah hancur," ungkap dia.
Juliana terpaksa menumpang di rumah adiknya. Dia berharap ada bantuan bahan pangan. "Kami juga butuh listrik karena mati sejak kemarin. Yang pasti, ganti rugi karena rumah hancur," harapnya.
BACA JUGA:Dampak Insiden Robohnya Crane, Jelang Malam Penumpang KA Belum Dievakuasi. Ini Kata Manajemen KAI
Darningsih, yang rumahnya tepat di sebelah rumah Juliana mengatakan, dia sempat melihat balok girder diangkut. Tapi tak menyaksikan ketika balok dengan berat ratusan ton itu jatuh. "Aku waktu itu baru sampai rumah, pulang dari jemput anak aku sekolah. Sedang marahi dia karena minta handphone. Tiba-tiba ada suara dentuman keras benda jatuh. Aku kira kiamat atau gempa," tuturnya.
Ketika melihat ke belakang rumah, banyak orang yang berlari. "Aku buka pintu depan, debu yang mengepul masuk semua ke dalam rumah. Atap rumah rusak, dinding bolong," ulasnya.
Dirinya langsung melihat ke arah rumah Juliana, yang tak lain merupakan saudara perempuannya. "Rumahnya hancur, untungnya saat kejadian dia sedang di kebun," kata Juliana.
Sementara itu, Alfredo Pramudya (18), anak Tabrani, penghuni rumah lainnya mengatakan, dia melihat dengan mata kepala sendiri detik-detik robohnya launcher crane. "Aku sedang duduk di depan rumah ini, jadi benar-benar melihat kejadiannya," ungkapnya.
Menurutnya, saat launcher crane itu bergerak roboh, dia langsung melompat ke dalam rumah. "Kepala terbentur lemari, untung masih hidup. Kalau tidak menghindar, mungkin sudah mati aku," terang Edo, sapaan akrabnya.
BACA JUGA:5 Korban Crane Flyover Ambruk di Bantaian Dilarikan ke Prabumulih, Begini Kondisinya!
BACA JUGA:Imbas Insiden Crane Flyover Ambruk di Muara Enim, Warga Diimbau Gunakan Jalur Alternatif