MURA - Taufiqurohim (35) merasa lapar malam itu, Minggu (22/1). Dia lalu minta buatkan nasi goreng pada istrinya, berinisial TE, warga Desa Lubuk Rumbai, Kecamatan Tuah Negeri, Kabupaten Musi Rawas (Mura).

“Saya kesal istri pasang muka cemberut, jadi saya lempar pakai kipas angin duduk,” aku tersangka Taufiqurohim, di Mapolres Mura. Tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu terjadi sudah masuk Senin (23/1), sekitar pukul 00.10 WIB.

Namun tersangka tidak hanya melemparkan kipas angin. Dia juga mengancam pakai pisau akan membunuh istrinya. Sehingga istrinya kemudian melapor polisi, tersangka pun diciduk. “Saya tidak menyesal,” cetusnya.

Sebab menurut tersangka, dia dan istrinya sudah lama tidak ada kecocokan. Menikah, dan pernah dua kali cerai dengan TE. Tersangka sempat menikah lagi dengan perempuan lain, namun bercerai juga. Belakangan, dia menikah lagi untuk ketiga kalinya dengan TE. BACA JUGA : PN Baturaja Ingin Pacu Layanan Bagi Pencari Keadilan

“Memang tidak ada lagi kecocokan. Saya kembali lagi sama dia (TE), cuma karena memikirkan anak," tukasnya. Sifat mudah marah tersangka kepada istrinya, diakuinya mungkin karena pengaruh narkoba yang dikonsumsinya. "Ya sering juga (pakai narkoba)," akunya.

Kapolres Mura AKBP Danu Agus Purnomo SIK MH, menjelaskan awalnya tersangka marah karena saat minta dibuatkan nasi goreng, istrinya cemberut. “Lalu tersangka melempar nasi goring kepada istrinya,” terangnya, didampingi Kasat Reskrim AKP M Indra Parameswara.

Setelah dilempar nasi goreng, korban berlari. Tersangka mengambil kipas angin mini, lalu dilemparkan pula ke arah istrinya. “Kena kepala istrinya, tersangka kemudian mengambil pisau dan mengancam akan membunuh istrinya,” bebernya. BACA JUGA : 

Karena diancam akan dibunuh itulah, setelah berlari menyelamatkan diri, korban baru melapor ke polisi pada 2 Februari 2023.  "Dari hasil gelar perkara, penyidik menetapkan tersangka dengan sangkaan Pasal 44 UU Tindak Penghapusan KDRT. Ancamannya paling lama 5 tahun penjara,” tegasnya. (lid/air)