Stok Beras SPHP Banyak Kosong, Di Pasar dan Minimarket
ANTRE BERMOTOR: Warga antre beli sembako dalam operasi pasar murah di kantor Camat Sako, kemarin. Tampak parkiran sepeda motor milik para pengantre sembako memenuhi halaman kecamatan tersebut.-Foto: Ist-
Ia menekankan pasar murah ini bertujuan membantu meringankan beban ekonomi masyarakat. “Untuk membelinya, masyarakat harus menunjukkan KTP Kecamatan Sako. Masyarakat diimbau memanfaatkan kesempatan ini dan mendukung inisiatif pasar murah sebagai solusi nyata menghadapi tantangan ekonomi saat ini,” pungkasnya.
Selain di Palembang, di Pasar Pulo Mas Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, beras SPHP tidak terlihat dijual para pedagang. Begitu juga di minimarket sekitaran wilayah Tebing Tinggi. Menurut informasi, beras SPHP susah dicari belakangan ini karena harganya lebih murah dari beras premium sehingga banyak diburu konsumen. Oleh karenaya banyak warga lebih memilih membeli beras SPHP dibanding beras merek lain.
"Memang susah cari beras SPHP sekarang. Karena harganya lebih murah, di warung-warung sering kosong sejak lama," ujar Lisma, warga Tebing Tinggi. Namun biasanya ada yang jual lewat media sosial, bisa diambil di rumah ataupun di antar. Tapi harganya sudah lebih mahal dari harga biasa yang dijual di warung.
Pj Bupati Muara Enim, Dr H Ahmad Rizali MA mengatakan beras Bulog atau SPHP memang kebanyakan peruntukannya bagi bantuan untuk keluarga miskin. "Itulah kenapa banyak tidak masuk pasaran karena didistribusikan langsung untuk warga kurang mampu," ujarnya.
Seperti di Muara Enim, bantuan diberikan kepada sekitar 500 KK. Kalau satu KK itu terdiri dari 3 anggota keluarga artinya lebih dari seperempat warga Muara Enim mendapatkan bantuan. "Tidak semua orang mampu beli beras dengan harga di pasar," terangnya. Sementara Pandu menyebut beras bulog atau SPHP memang tidak masuk pasaran. "Memang kosong, katanya itu beras pemerintah dengan harga lebih murah. Beras itu biasanya ada saat ada program bantuan atau operasi pasar," ungkapnya.
BACA JUGA:Harga Beras Turun, Telur Masih Tinggi
Sementara di Kayuagung OKI, Ifa, kasir sebuah Indomaret mengaku beras SPHP sudah lama tidak masuk lagi. “Dulu kita jual, tapi sekarang tidak ada suplai. Setiap ada stok, peminatnya memang tinggi karena harganya lebih murah dari harga beras merek lain di pasaran,” tuturnya.
Iwan, pedagang beras di Pasar Kayuagung menjelaskan beras SPHP tidak ada dijual di pasar, yang ada hanya beras premium, medium dari berbagai merek dan beras lokal. "Kalau mau beli beras SPHP itu hanya dijual di pasar murah," tuturnya. Sekarang harga beras premium sendiri untuk ukuran 5 kg dijual Rp75 ribu. Pembeli banyak mengeluhkan soal harga beras yang tidak memihak kepada rakyat.
Manager Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Kanwil Sumsel Babel, Rinaldy Pratama menyebut saat ini stok beras yang ada di gudang sebanyak 3.200 ton. Beras yang ada ini, lanjut Rinaldy, didistribusikan untuk untuk stabilisasi harga melalui beras Stabilitas Pasokan Harga Pasar (SPHP). Selain itu untuk penugasan Operasi Pasar (OP), bantuan pangan, dan Gerakan Pangan Murah (GPM) bekerja sama dengan pemda.
Jadi beras SPHP tak hanya memenuhi OP, tapi juga didistribusikan ke pasar-pasar yang ada di masyarakat. “Bahkan kami kini telah menerima 21 ribu ton beras impor dari Thailand. Masih ada 21 ribu ton beras impor yang dalam perjalanan pengiriman ke Sumsel. Total akan ada 42 ribu ton beras impor masuk Sumsel,” terangnya.
BACA JUGA:Klaim Harga Beras Sudah Turun, Beras Premium Dijual Rp15 Ribu/Kg
BACA JUGA:Bantuan Beras 10 Kg Diperpanjang hingga Juni 2024, Syaratnya Mencengangkan!
Beras impor itu dimuat ke gudang-gudang penyimpanan milik Bulog Sumsel Babel untuk menambah stok beras yang ada. Sehingga stok beras di Sumsel Babel aman hingga tiga bulan ke depan. “Impor beras ini kita lakukan karena saat ini ada kenaikan harga beras oleh beberapa faktor, mulai dari iklim, pergeseran musim tanam, serta faktor lainnya sehingga berdampak pada musim panen,” jelasnya. Jadi masyarakat jangan panik, karena beras Bulog sudah banyak di pasar tradisional, ritel modern, dan gerapan pasar murah juga terus digencarkan.
Di sisi lain, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura OKI, Ir Sahrul melalui Staf Yulinda mengungkapkan potensi panen padi 15.205 ha di lahan sawah pasang surut, lebak, tadah hujan di OKI. “Selama ini hasil panen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat OKI dan dijual keluar OKI. OKI selalu surplus beras," terangnya. (nni/way/uni/yun/iol/)