https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Bongkar Pengelembungan Suara di Sumsel II, Caleg NasDem Desak Bawaslu Tindak Tegas Pelaku!

Caleg DPR RI dari Partai NasDem Dapil Sumsel II, Eddy Rianto-Foto: Ibnu Holdun/Sumateraekspres.id-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Suhu Pemilu 2024 semakin terasa di Daerah Pemilihan Sumsel II, setelah Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Nasional Demokrasi (NasDem), Eddy Rianto SH., MH., membuka dugaan pintu kecurangan dengan melaporkan PPK dan Panwascam Sungai Rotan, Kabupaten Muara Enim, ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumsel, Kamis malam (29/2/2024).

Dalam kesempatan itu, Eddy, juga berharap pasal 551 Undang-undang No 7 tahun 2017 dapat ditegakkan. 

Laporan ini terkait adanya dugaan pengelembungan suara dan penolakan tandatangan hasil rapat pleno.

Eddy Rianto, yang juga Dewan Pakar Partai NasDem Sumsel, secara tegas menuduh PPK dan Panwascam Sungai Rotan terlibat dalam aksi penyelewengan suara.

BACA JUGA:Duga Penggelembungan Suara 33 TPS, Suara C1 Plano Berubah dalam D Hasil, Caleg Laporkan Rekan Sedapil

Dalam konferensi pers yang dihadiri sejumlah wartawan, Rianto mengungkapkan serangkaian kejanggalan yang dianggapnya sebagai bukti nyata kecurangan.

"Pertanyaannya, bagaimana bisa proyektor saat rekapitulasi suara tidak dihidupkan secara penuh? Ada unsur kesengajaan dari awal proses perhitungan suara. Proyektor hanya dinyalakan sebentar, kemudian dimatikan. Inikah transparansi yang dijanjikan dalam Pemilu?" ujar Eddy Rianto, dengan nada tanya.

Menurut Rianto, bukan hanya masalah teknis, tetapi juga soal ketidaktransparanan tandatangan hasil rapat pleno.

PPK dan Panwascam Sungai Rotan diduga enggan menandatangani hasil rapat, bahkan lampiran pun tidak disertai tanda tangan.

BACA JUGA:Diduga Ada Penggelembungan Suara, Caleg Demokrat Ngadu ke Bawaslu

"Mereka hanya bersedia menandatangani satu saksi dari NasDem dengan alasan kehabisan kertas. Namun, setelah kami memaksa, akhirnya mereka memberikan apa yang kami minta," tambahnya.

Lebih lanjut, Eddy Rianto mengungkapkan dugaan serius terkait suara yang diklaim lebih dari 2 persen dari semua mata pilih.

"Dari TPS-TPS di sana, banyak yang tidak datang, tapi anehnya suara tetap tembus. Saya sudah cek dari saksi partai NasDem sendiri," tegasnya.

Pemilu 2024 bukan sekadar ajang politik biasa, melainkan penentuan nasib bangsa Indonesia untuk lima tahun ke depan. Sebelum melapor ke Bawaslu Sumsel, Eddy Rianto mengklaim telah melakukan investigasi menyeluruh dengan melibatkan sejumlah saksi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan