KA2UI Bantah Isu Demokrasi Rusak, Ungkap Fakta di Balik Film Dirty Vote
Dirty Vote, sebuah film dokumenter karya Dandhy Laksono yang banyak menuai pro dan kontra jelang pemilu 14 Februari. -Sumber: yt channel @PSHK Indonesia-
JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Ketua Kesatuan Aksi Alumni Universitas Indonesia (KA2UI) Kun Nurachadijat membantah isi dari film Dirty Vote yang memotret situasi demokrasi di Indonesia seolah tidak baik-baik saja.
Menurut Kun, bahwa kritikan-kritikan mengatasnamakan civitas akademika, meskipun itu disuarakan oleh dewan guru besar sekalipun, tetap saja itu suara subyektif atau informal.
“Demokrasi seolah-olah seperti yang diangkat film singkat "Dirty Vote", itu framing tersendiri agar mendelegitimasi proses demokrasi yang sudah berjalan sesuai dengan undang-undang yang sah,” kata Kun dalam keterangannya, dikutip Selasa, (13/2/2024).
Kun menambahkan film tersebut sudah masuk ranah black campaign yang menjurus ke fitnah terhadap salah satu pasangan calon (paslon) sengaja diunggah di waktu masa tenang.
BACA JUGA:Tayang di Masa Tenang, Film Dirty Vote Tuai Pro dan Kontra dari Berbagai Pihak
BACA JUGA:Tanggapi 'Dirty Vote', Islah: Penguasa Tak Selalu Jadi Negarawan!
“Jadi itu bukan hanya black campaign tapi itu fitnah,” tegasnya.
Lanjut Kun menanyakan motif penayangan film itu di waktu masuk masa tenang ini, dia menduga sengaja dilakukan sebagai bentuk propaganda dengan tujuan pembusukan terhadap calon tertentu.
“Itu kenapa ditebar di masa tenang? Kan gak fair, jadi apalagi nawaitunya selain untuk mendelegitimasi pemerintah yang sah, mau mendelegitimasi pemerintahan NKRI sendiri terlepas dari link paslonnya ke mana tapi ini adalah niatnya berdasarkan dari ketidakpercayaan diri kepada calon yang didukungnya akan menang,” paparnya.
Kun menegaskan demokrasi sudah berada di jalan yang benar, kebebasan berpendapat tetap terjaga, hak dipilih dan memilih bisa dijalankan sebagaimana mestinya.
BACA JUGA:Ribuan Surat Suara Rusak Dimusnahkan KPU Prabumulih
“Memang demokrasi kita baik-baik saja kok, apa ukuran kurang baik-baik kondisi demokrasi kita saat ini?,” tanyanya.
Sebaliknya Kun justru mengkritik balik sejumlah guru besar dari kampus-kampus yang memberikan kritik terhadap pemerintah, karena diduga terafiliasi dengan capres cawapres yang sedang berkontestasi saat ini.