Gairahkan Pasar Properti-Otomotif

Ketika Bank Indonesia Memperpanjang Kembali Kebijakan DP 0 Persen

Untuk kedua kalinya, Bank Indonesia (BI) memperpanjang kebijakan insentif down payment (DP) atau uang muka kredit kendaraan bermotor menjadi paling sedikit 0 persen, begitu juga LTV properti. Program yang berlaku efektif 1 Januari 2023-31 Desember 2023 diyakini bisa kembali gairahkan industri  otomotif dan properti.

-------------------------------------------

KREDIT DP 0 persen sudah pasti menjadi impian setiap orang, baik itu saat membeli kendaraan maupun rumah secara kredit via bank maupun leasing. Hal itu pula yang dirasakan oleh Septiawan (32), guru honorer di Kota Palembang yang saat ini sedang mencari rumah bersubsidi dan mungkin bisa didapat melalui KPR (kredit pemilikan rumah) dengan uang muka 0 persen.

Maklum, Septiawan mengaku selama ini sulit sekali mengumpulkan uang, meski itu hanya untuk DP KPR saja. “Gaji saya dari mengajar SD negeri cuma Rp500 ribu per bulan, ditambah insentif dari Pemkot Palembang Rp1 juta sebulan. Tapi insentif itu kadang juga tidak tepat waktu dibayar, sementara saya juga harus mencukupi kebutuhan rumah tangga dan anak saya sekolah,” terangnya, kemarin.

Dia mengaku gajinya itu pun sulit untuk bisa ditabung. “Sekarang harga sembako juga makin mahal, tapi gaji masih rendah. Tapi mudah-mudahan tahun ini saya bisa lulus PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) sehingga gaji bisa naik setara PNS nantinya,” harapnya. Lantaran gaji  minim, sejak 10 tahun terakhir Septiawan bersama istri dan anaknya terpaksa harus mengontrak rumah, karena mau beli rumah DP-nya selama ini cukup mahal.

BACA JUGA : Mobil Dinas Baru Wako-Wawako Daerah ini Diperiksa BPK, Kenapa Ya? BACA JUGA : Catat Kenaikan Penjualan Listrik

Setahu saya, DP rumah ini rata-rata bisa sampai Rp5-7 jutaan walaupun itu rumah subsidi. “Kalau tidak ada DP kan mungkin bisa lebih ringan. Ini yang sedang saya cari, apa mungkin ada rumah subsidi tanpa uang muka sama sekali,” ujarnya. Kendati pun mungkin, kalaupun DP rumah subsidi 1 persen dari harga rumah Rp150 juta, berarti dia masih harus menyiapkan uang senilai Rp1,5 juta. Belum nanti dari banknya juga meminta biaya akad kredit, asuransi, dan lain sebagainya.

Jadi ya harus punya uang minimal Rp5 juta-an. Hal ini membuat niat Septiawan mau membeli rumah selalu tertunda. “Saya mengontrak rumah di daerah Pakjo ini sewanya Rp500 ribu per bulan, itu juga masih bayar bulanan. Sempat juga pulang ke rumah orang tua,” tuturnya.  Kalau memang sudah ada developer menjual rumah dengan DP 0 persen, dia akan bersegera untuk mengambil KPR. “Artinya saya tinggal siapkan biaya akad saja,” pungkasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan