https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Campak, Kasus Berat Bisa Berlanjut ke Otak

Cepat Berobat Sebelum Muncul Ruam

PALEMBANG - Campak adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak, tetapi bisa juga menyerang remaja dan dewasa yang belum pernah mendapat imunisasi campak. Demikian dijelaskan Kepala Divisi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial, KSM kesehatan anak RSMH, dr Rismarini SpA (K), kemarin.

Ia menegaskan, penyakit ini sangat menular. Penularan bisa terjadi melalui udara pernafasan dan kontak kulit. "Biasanya orang yang pernah kontak dengan penderita Campak akan muncul gejala setelah  dua minggu kemudian," terangnya.

Katanya, gejala campak dimulai dengan demam yang tinggi, disertai dengan batuk dan pilek. Demam sangat tinggi, dan pada anak-anak kadang bisa sampai menimbulkan kejang. Demam berlangsung sekitar 5 sampai 7 hari. Mata sering mengeluarkan kotoran  dan ingus sampai meler.

"Setelah 5 hari muncul ruam kemerahan, dimulai dari belakang telinga  menyebar ke leher,  dada, perut dan sampai seluruh tubuh. Pada saat ini demam mulai turun, tapi batuk masih menetap, bahkan sering makin menjadi dan anak bisa sampai sesak nafas," ucapnya.

Menurut dr Rismarini, pada awal penyakit kebanyakan orang tua tidak membawa anaknya berobat, hanya memberikan minum air kelapa muda atau air dogan. Ada anggapan bahwa anak tidak boleh cepat-cepat dibawa berobat karena menghambat keluarnya ruam merah di kulit, dan diyakini ruam akan masuk ke dalam tubuh sehingga berbahaya bagi anak.

“Sementara air dogan dianggap bisa mempercepat keluarnya ruam. Itu adalah anggapan yang keliru, umumnya ruam akan keluar setelah hari ke 5 sakit dan tidak ada hubungan dengan air  dogan," katanya

Ia menegaskan, Anak harus dibawa berobat secepatnya, sebelum muncul ruam, karena biasanya setelah muncul ruam penyakit Campak ini bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Komplikasi yang paling sering adalah diare dan Pnemonia. Anak Campak yang mengalami diare akan menjadi lemas sehingga memerlukan terapi cairan.

Sementara itu kalau terjadi komplikasi Pnemonia anak akan mengalami batuk yang hebat dan sampai sesak nafas. "Umumnya memerlukan perawatan di rumah sakit karena memerlukan bantuan oksigen dan antibiotik,"ucapnya

Lebih jauh dijelaskan, pada kasus yang berat anak dengan campak bisa berlanjut sampai ke otak, anak akan mengalami kejang sampai terjadi penurunan kesadaran. "Ini adalah bentuk yang paling berat dengan angka kematian yang sangat tinggi," terangnya.

Penyakit Campak biasanya akan berlangsung 10 hari sampai 2 minggu. Selama sakit nafsu makan menurun sehingga anak bisa mengalami kurang gizi, juga mengalami kekurangan vitamin A, karena itu semua anak yang mengalami campak harus diberikan vitamin A dosis tinggi.

Lanjutnya, Penyakit campak dapat dicegah dengan imunisasi. Diberikan vaksin Campak pada anak usia 9 bulan. Pemberian 1 dosis bisa memberikan perlindungan sampai 85 persen, artinya ada anak yang masih bisa terkena campak meskipun sudah diimunisasi, tetapi gejalanya lebih ringan dibandingkan anak yang tidak pernah diimunisasi.

'Untuk mmberikan perlindungan yang lebih tinggi  imunisasi Campak diulangi lagi pada usia 18 bulan dan usia 5 atau 6 tahun," urainya seraya mengatakan,  anak yang pernah menderita campak akan mendapat kekebalan alamiah sehingga tidak akan menderita Campak lagi di kemudian hari.

"Tetapi anak ini tetap harus mendapatkan imunisasi Campak lanjutan karena vaksin Campak yang ada sekarang tersedia dalam bentuk gabungan dengan vaksin Rubela. Jadi meskipun mereka sudah kebal terhadap penyakit Campak tapi mereka belum kebal terhadap penyakit Rubela sehingga masih memerlukan vaksin Campak Rubela," urainya lagi.

Dengan imunisasi rutin sampai lengkap seharusnya penyakit Campak bisa berkurang bahkan bisa dimusnahkan dari muka bumi, sebagai mana penyakit Cacar yang berhasil dibasmi pada tahun 1975 karena program imunisasi cacar yang dilakukan secara terus menerus selama beberapa tahun.

"Saat ini hampir semua RS di Palembang melaporkan peningkatan kasus lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Berarti sudah tergolong KLB. Ada 34 propinsi yang sudah melaporkan penyakit  ini sebagai KLB,"tukasnya

Katanya, Kebanyakan datang karena demam dan batuk, ada juga yang dengan diare dan sudah Pnemonia."Hal ini kemungkinan selama pandemi Covid cakupan imunisasi menurun, dampaknya baru terasa sekarang," tandasnya. (nni) https://sumateraekspres.bacakoran.co/?slug=sumatera-ekspres-24-januari-2023/

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan