3 Narasumber Bicara Kekerasan Seksual, SSAAC Gelar Seminar Hello Sister di Kampus Unsri. Ini Tujuannya
Seminar Hello Sister yang digelar South Sumatra American Alumni Community (SSAAC) di Kampus Unsri Indralaya.-foto: unsri.ac.id-
INDRALAYA,SUMATERAEKSPRES.ID – Kekerasan seksual di lingkungan kampus jadi perhatian South Sumatra American Alumni Community (SSAAC).
Untuk meningkatkan kesadaran akan potensi dan bahaya kekerasan seksual di lingkungan kampus itulah, SSAAC menggelar Seminar Hello Sister.
Seminar Hello Sister itu digelar di lantai 2 Aula Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya (Unsri) kampus Indralaya, Kamis, 1 Februari 2024 lalu.
Pembukaan seminar itu dihadiri Wakil Rektor (Warek) Bidang Perencanaan dan Kerjasama Unsri, Prof Dr Ir M Said MSc.
BACA JUGA:Tim Punisher Jatanras Turun ke Ogan Ilir Buru Pelaku Begal yang Tewaskan Mahasiswa Unsri
BACA JUGA:Dukung Program PBL FKM Unsri
Hadir, Presiden South Sumatra American Alumni Community (SSAAC), Agus Burniat. Ada tiga orang narasumber yang dihadirkan pada seminar itu.
Narasumber pertama, Septi Herliana Dwi Waluyanti SSos MIKom, dari Kelompok Kerja (Pokja) Pencegahan dan Penaganan kekerasan di Bidang Pendidikan Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek.
Kedua, Ketua Satgas PPKS Universitas Indonesia, Prof Manneke Budiman SS MA PhD. Ketiga, psikolog dari Lentera Jiwa, Diana Putri Arini MA MPsi.
Dilansir dari unsri.ac.id, Warek II Bidang Perencanaan dan Kerjasama Unsri, Prof Dr Ir M Said MSc dalam sambutannya yang mengatakan, di era kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini perguruan tinggi sedang dihadapkan pada tingginya kebutuhan sumber daya manusia.
BACA JUGA:Kerja Sama Bidang Pendidikan-Pengamanan Obvit, Rektor Unsri-Kapolda Sumsel Teken MoU
BACA JUGA:Wajib Simak! Inilah 3 Jalur untuk Masuk Unsri Tahun 2024
Tentu tak sembarang sumber daya manusia. Yang diperlukan adalah sumber daya manusia berkualitas secara intelektual dan secara emosional.
Dengan begitu, sumber daya manusia tersebut akan mampu menjawab tantangan dan bersaing secara global.
Namun, ucap Prof Said, upaya menghasilkan sumber daya manusia berkualitas itu seakan makin berat apabila melihat kenyataan bahwa di lingkungan pendidikan menjadi salah satu ruang publik yang rentan terhadap bentuk-bentuk kekerasan seksual.
Karena itu, terbitlah Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi.
BACA JUGA:Tim Pengabdian FE UNSRI Lakukan Sosialisasi Pendampingan Pengelolaan Pajak di Desa Muara Penimbu Ulu
BACA JUGA:Resmikan Sekretariat di Ibukota, Ini Tujuan Ketum PN IKA Unsri
Intinya, mewajibkan setiap perguruan tinggi untuk melindungi segenab civitas akademikanya dari ancaman kekerasan seksual yang dapat merenggut mimpi dan harapan bangsa.
Pada September 2022 lalu, Rektor Unsri masa itu, Prof Dr Ir H Anie Saggaff MSCE IPU ASEAN Eng telah membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penaganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unsri.
Satgas PPKS hingga saat ini masih menjalankan tugas dan perannya dengan melakukan berbagai upaya pencegahan kekerasan seksual di lingkungan kampus.
Diantaranya melakukan sosialisasi PPKS tingkat fakultas pada Januari dan Oktober 2003. Lalu, melakukan survei kekerasan seksual; penyebaran spanduk dan X-bener satgas PPKS Unsri.
BACA JUGA:Royyan Jadid si Air Minum Kemasan Produksi Unsri, Kualitas pH Mendekati Air Zamzam
BACA JUGA:Nyuko Bareng Rektor Unsri Obrolan Santai Penuh Gagas
Selain itu, menjalin kerjasama internal dengan BEM Unsri dan fakultas. Juga kerja sama eksternal dalam penanganan kasus kekerasan seksual dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Sumsel yang telah memberikan pendampingan psikologis kepada korban.
“Saat ini sedang disusun kerjasama dengan Rumah Sakit (RS) Ernaldi Bahar sebagai rujukan bagi pelaku kekerasan seksual untuk melakukan konseling perubahan perilaku,” beber Prof Said.
Kegiatan Seminar Hello Sister itu merupakan perwujudan upaya peningkatan literasi para civitas akademika tentang kekerasan seksual.
Prof Said merasa bangga karena Unsri sebagai satu-satunya perguruan tinggi negeri di Provinsi Sumsel yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan kegiatan dengan menghadirkan 120 orang mahasiswa, 10 orang dosen, dan 20 orang tenaga kependidikan dari 10 fakultas.
BACA JUGA:Kukuhkan 6 Orang, Unsri Punya 111 Guru Besar Aktif. Sisa 5 yang Belum. Karena Apa
BACA JUGA:Pimpin Wisuda, Rektor Unsri Tak Pusingkan Peringkat. Yang Penting Alumni Terserap Lapangan Kerja
Dia berharap civitas akademika yang hadir dalam seminar itu ke depan diharapkan dapat menjadi agen-agen pembawa perubahan di lingkungan fakultas masing-masing.
Para peserta seminar ke depan harapannya dapat berperan aktif dalam mencegah dan mengurangi segala bentuk kekerasan seksual. Demi terwujudnya Unsri sebagai kampus yang aman dan nyaman tanpa kekerasan seksual. (*/unsri)