Pertumbuhan Rumah Diproyeksi Capai 12 Persen
ANTRE: Para nasabah antre di hall banking Bank BTN Cabang Palembang. BTN memproyeksi pertumbuhan perumahan bisa capai 12 persen tahun ini. -kris-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pertumbuhan penjualan rumah tahun ini diproyeksi mencapai angka sekitar 11-12 persen. Hal itu terutama didorong adanya stimulus-stimulus dari pemerintah.
Di antaranya kebijakan PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga harga rumah Rp5 miliar, insentif biaya administrasi pengurusan rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar Rp4 juta, pelonggaran rasio LTV/FTV kredit/pembiayaan properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti, KPR subsidi, dan lainnya.
”Stimulus-stimulus ini yang menyebabkan pertumbuhan penjualan rumah tahun ini kita harapkan mencapai 12 persen,” kata Nixon LP Napitupulu, Direktur Utama BTN, kemarin.
BACA JUGA:PGN dan PPN Resmi Berkolaborasi, Sinergi Pemasaran Produk untuk Keberlanjutan Bisnis Migas
BACA JUGA:Insentif PPN DTP Diperluas, Untuk Pembelian Rumah, Harga hingga Rp5 Miliar
Nixon menambahkan beberapa langkah stimulus yang diberikan pemerintah sebagai countercyclical buffer untuk mengatasi dampak penurunan perekonomian masyarakat telah dijalankan dengan baik oleh perbankan.
Pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik
”Hal ini menjadikan sektor properti masih menjadi sektor yang dapat memberikan kontribusi banyak terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia,” tutur Nixon.
BTN juga telah melakukan berbagai transformasi sehingga menjadi semakin dapat diandalkan, cepat, berkualitas, sehingga dapat memenuhi bahkan melampaui harapan para stakeholders Bank BTN.
Menurut Nixon, gejolak ekonomi dunia pasca pandemi Covid-19 dan dampak perang, perekonomian Indonesia relatif terkendali sepanjang tahun lalu.
BACA JUGA:Peluang Emas Menanti! Bank BTN Buka Lowongan ODP untuk Talenta Berbakat Indonesia, Ini Syaratnya!
BACA JUGA:LOKER BUMN, Lur! Bank BTN Ajak Kalian Bergabung, Simak Kualifikasi dan Batas Akhir Pendaftaran!
”Dengan capaian ini, kita tetap optimistis menghadapi tantangan perekonomian global 2024 yang masih penuh ketidakpastian,” tutur Nixon.
Beberapa tantangan yang harus dicermati dilansir dari data yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan kacamata pengamat, menurut dia, di antaranya krisis global yang ditimbulkan perang Rusia dan Ukraina, pelemahan ekonomi Tiongkok, serta tensi geopolitik Timur Tengah yang menyebabkan lonjakan harga komoditas, baik energi maupun pangan yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
”Pelemahan ekonomi global yang potensi tumbuhnya hanya 2,8 persen sehingga munculnya fenomena gradual disinflation atau inflasi yang turun secara lambat,” paparnya.