https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Epilepsi Dapat Diderita Semua Kelompok Usia

dr Sri Handayani SpS (K), Foto : Ist--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Epilepsi merupakan gangguan pada sistem saraf pusat akibat aktivitas listrik yang berlebihan di otak sehingga menyebabkan penderitanya mengalami kejang secara berulang pada sebagian atau seluruh tubuh.

Spesialis Saraf Konsultan Epilepsi, dr Sri Handayani SpS (K) dari RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang menjelaskan studi berbasis populasi menunjukkan 8-10 persen populasi akan mengalami minimal satu kali kejang selama hidupnya. Hanya 2-3 persen yang berlanjut menjadi epilepsi. 

BACA JUGA:Awas Saraf Kejepit, Ini Penyebab Sakit dan Hilangnya Kenyamanan Tubuh Saat Mengemudi Mobil di Jalan

BACA JUGA:Kejang pada Penderita Epilepsi

"Di negara maju, insiden epilepsi 50,4 per 100.000 penduduk per tahun dan prevalensinya diperkirakan sekitar 700 per 100.000 penduduk. Di negara berkembang, jumlahnya diperkirakan lebih tinggi," terang dokter yang juga konsultan RSUP Rivai Abdullah Sungai Kundur Palembang ini. 

Dikatakan, epilepsi dapat diderita semua kelompok usia, tetapi kejadiannya lebih tinggi pada kelompok usia kanak-kanak dan lanjut usia. "Cenderung lebih tinggi pada pria daripada wanita," sebutnya. 

Kelompok Studi Epilepsi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia mengadakan penelitian pada 18 rumah sakit di 15 kota tahun 2013 selama 6 bulan, didapatkan 2.288 pasien epilepsi, terdiri atas 487 kasus baru dan 1801 kasus lama.

Sebanyak 77,9 persen pasien berobat pertama kali ke dokter saraf, 6,8 persen berobat ke dokter umum sedangkan sisanya berobat ke dukun atau tidak berobat. 

Gejala epilepsi identik dengan kejang. Kejang pada tiap pasien berbeda tergantung pada bagian otak mana yang terganggu dan seberapa jauh gangguan tersebut terjadi. Kejang pada penderita epilepsi terbagi menjadi dua tipe, yaitu kejang umum dan kejang parsial (hanya sebagian tubuh yan terlibat). 

Kejang umum, gejala terjadi di seluruh tubuh lantaran gangguan yang berdampak ke seluruh bagian otak. Pada tipe epilepsi ini penderita tidak menyadari jika akan mengalami serangan dan saat terjadi serangan.

Jenisnya antara lain penderita tiba-tiba mengalami bengong sesaat dan tidak respon jika diberikan rangsangan misal saat dipanggil (kejang absence). 

Kemudian tubuh menjadi kaku selama beberapa detik. Biasanya gejala ini diikuti dengan gerakan-gerakan ritmis pada lengan dan kaki (Kejang Tonik).

Lalu Otot tubuh tiba-tiba menjadi rileks, sehingga pengidap bisa jatuh tanpa kendali (Kejang Atonik). "Menyentak secara ritmis (kejang klonik). Kejang tonik dan klonik,” tuturnya.  

Kedua Kejang Parsial, Pada kejang ini, gangguan otak hanya terjadi pada sebagian tempat saja. Sehingga biasanya penderita menyadari jika akan terjadi serangan kejang parsial. Ini dibagi beberapa kategori, yaitu kejang parsial tanpa disertai gangguan kesadaran selama serangan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan