Mendaki Gunung, Ini yang Harus Dipersiapkan

Kenangan yang paling indah ketika di jalur menuju puncak gunung. --

Banyaknya media sosial yang mengeksplor gunung-gunung di Indonesia, membuat banyak para petualang muda tertarik ikut-ikutan mendaki gunung. Sangat berbeda ketika era 90-an, saat itu penggiat alam bebas dan pencinta alam masih banyak didominasi oleh mahasiswa pencinta alam (mapala) dan kelompok pencinta alam (KPA), yang memberikan pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya yang akan berpetualang ke alam bebas. Untuk wilayah Palembang, di antaranya Gemapala Wigwam Unsri, Mapala Alfedya UMP, Sigmapala, Mabidar, Komunitas Pencinta Alam K9, dan masih banyak lagi.

BACA JUGA:5 Persiapan yang Penting Dilakukan Sebelum Mendaki Gunung, Pemula Wajib Tahu!

Aktivitas pendakian gunung memang membutuhkan stamina karena menguras banyak tenaga. Dibutuhkan berbagai persiapan sebelum melakukan pendakian, terutama untuk gunung-gunung yang tergolong ekstrem. Dua anggota Sigmapala Palembang, Adong Tarigan dan Yoga Travolindra, bercerita bahwa banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum mendaki gunung, namun hal terpenting adalah mental dan fisik. "Yang paling utama kan memang kita menyiapkan mental dan fisik, itu yang paling utama," kata Adong, ditemui di kediamannya, Jl Bangka, Kelurahan 26 Ilir D1, Kecamatan IB 1 Palembang, Jumat, 19 Januari 2024.


Adong (kiri) dan Yoga (depan) bersama anggota Sigmapala.--

Adong mengatakan hal utama yang harus dilakukan calon pendaki adalah melakukan riset dan perencanaan perjalanan. Seorang pendaki gunung harus mengenal medan gunung atau karakteristik dari gunung yang dituju, seperti kondisi alam pada gunung tersebut (berpasir, berbatu, dingin, terik dan lainnya). Tujuannya, untuk menyesuaikan perlengkapan yang harus dibawa. "Jadi kita harus tahu karakteristik gunung. Apakah berpasir, apakah dia tanjakan terus. Sehingga kita bisa menyesuaikan perlengkapan apa yang akan kita bawa," kata Adong, yang sekarang staf di Dinas Kehutanan Sumsel.

Adong menyarankan agar calon pendaki melakukan olahraga ringan untuk mempersiapkan fisik. Calon pendaki gunung harus melakukan olahraga yang disesuaikan dengan medan gunung yang dituju. Persiapan fisik pun bisa dilakukan sejak sebulan sebelum hari pendakian. Calon pendaki pun bisa melakukan olahraga seperti joging. Joging, kata Adong, bisa membantu pengaturan napas calon pendaki yang akan membawa barang-barang ke atas gunung. "Jadi joging itu bisa membuat fisik jadi lebih bagus," saran Adong.

Semantara persiapan fisik, calon pendaki pun perlu persiapan mental sebelum melakukan perjalanan itu. Naik gunung adalah salah satu aktivitas dengan risiko tinggi, sehingga mental sangat dibutuhkan dalam menghadapi resiko tersebut. "Kalau kita mendaki gunung itu ada dua bahaya, bahaya objektif sama bahaya subjektif," tambah Yoga Travolindra.

Bahaya objektif itu bisa terjadi karena adanya badai, hujan lebat serta bahaya kondisi alam yang akan dirasakan para calon pendaki. "Ada lagi bahaya subjektif, bahaya yang memang dari diri kita sendiri. Salah satunya dari ketidaksiapan diri kita sendiri," jelas Yoga.

Upaya yang dapat dilakukan oleh pendaki dalam meminimalisir risiko tersebut adalah dengan perencanaan dan persiapan yang matang. “Pendaki dapat mencari informasi mengenai gunung yang dituju, melatih keahlian yang dibutuhkan untuk bertahan di alam bebas, percaya diri, tidak selalu mengandalkan orang lain, pantang menyerah, bijak dalam bertindak dan mengambil keputusan. Langkah tersebut merupakan cara untuk melatih mental positif untuk menghadapi berbagai situasi yang tidak terduga saat mendaki gunung,” ujar Yoga, sembari menyeruput kopi hitamnya.

Yoga mengatakan bahwa mendaki gunung berarti melangkah ke ruang ketidaktahuan yang penuh dengan kepastian. Pernyataan ini memiliki arti bahwa mendaki gunung sama halnya dengan menantang bahaya yang setiap saat dapat membahayakan fisik maupun mental pendakinya. Namun, tantangan alam yang keras seperti inilah yang justru menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang memiliki jiwa petualang. “Sampai saat ini, sudah banyak pendaki gunung yang mengalami cedera akibat kecelakaan ketika melakukan pendakian, bahkan tidak sedikit yang meninggal atau menghilang,” tambah Yoga.


Anggota Sigmapala ketika di puncak Gunung Merapi Dempo, Pagaralam.--
--

Yoga memberi saran yang harus dikuasai sebelum mendaki gunung, jika ini adalah kesempatan pertama untuk naik gunung, pastikan kita tidak serakah dan langsung menjajal lokasi dengan level kesulitan yang tinggi. “Tapi sebaiknya kita memilih lokasi dengan jalur pendakian yang sesuai dengan kemampuan kita. Kenali terlebih dulu jalur pendakian dari lokasi yang kita pilih dengan bertanya atau membaca ulasan pendakian. Selain itu, jangan lupa pertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk mendaki,” sarannya.

Kemudian, sangat penting untuk mengetahui seperti apa cuaca di lokasi pendakian sehingga kita dapat mempersiapkan dan mengubah rencana jika diperlukan. Kita bisa memeriksa cuaca di lokasi melalui ramalan cuaca atau bertanya pada penjaga pos pendakian, atau pengawas di lokasi tersebut,“ pungkasnya. (*)

 

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan