Tak Hanya Mahir Tempur, Tim Randurlap Satbrimob Polda Sumsel juga Luwes Mengolah Bumbu dan Lihai Memasak
RANDURLAP BRIMOB: Tim dari Randurlap Satbrimob Polda Sumsel, Brigadir Dedi Melki, Brigadir Iman, dan Bripka Sugito, berbagi tugas mengiris bumbu, masak sayur dan nasi. Setiap hari bagian 1000 porsi nasi untuk masyarakat Muratara terdampak banjir.-FOTO: INSTAGRAM-
BACA JUGA:Kapolda Sumsel Peduli, Berikan Bantuan ke Korban Banjir Muratara
BACA JUGA:Meluas ke Prabumulih, Jadi Banjir Terparah
Opsi pertama, mintakan bantuan dari pemerintah pusat untuk pengadaan pemasangan jembatan gantung. Pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Jalan dan Jembatan terkait stok jembatan yang ada.
Tapi ternyata ada permasalahan terkait stok yang tersedia. "Stok yang tersedia itu bentangnya 80 sampai 100 meter. Sementara bentang yang ada di Muratara 100 hingga 120 meter. Sehingga harus dilakukan custom jembatan kembali sesuai bentang yang dibutuhkan," paparnya.
Opsi kedua, meminta Pemkab Muratara agar bisa mencari posisi lain atau relokasi untuk pembangunan jembatan baru. Dengan desain jembatan dibuat sendiri oleh Pemkab Muratara.
"Opsi ini sudah kami bicarakan dengan Pemkab Muratara, katanya mereka akan menggeser itu (lokasi jembatan baru) dengan bentang kurang lebih mencapai 150 meter," ungkapnya.
Terkait pembiayaan pembangunannya, Affandi menjelaskan biaya pembangunan dari pemprov Sumsel berupa bantuan yang bersifat khusus kepada pemkab. Lalu Pemkab Muratara yang melaksanakan kegiatannya.
Diketahui, ada 8 jembatan gantung di Muratara putus akibat terjadinya luapan Sungai Rawas. Ada pun jembatan gantung yang putus yakni jembatan gantung Desa Batu Gajah, jembatan gantung Desa Sosokan, jembatan gantung Desa Muara Kuis.
Selanjutnya jembatan gantung Dusun Kemang, Desa Muara Kuis, jembatan gantung Dusun Desa Muara Kuis, jembatan gantung Pulau Kidak, jembatan gantung Kelurahan Muara Kulam, dan jembatan gantung Desa Karang Anyar.
Karang Dapo dan Rawas Ilir Masih Banjir Tinggi
Pemkab Muratara masih memfokuskan penanganan bencana alam di dua wilayah kecamatan. Hingga kemarin, Kecamatan Karang Dapo dan Rawas Ilir, masih menjadi wilayah banjir terdalam akibat luapan Sungai Rawas.
“Di Kecamatan Rawas Ilir dan Karang Dapo. Banjir saat ini mulai merambah wilayah ilir aliran Sungai Rawas," kata Koordinator Pendataan Posko Banjir BPBD Muratara, Suhardiman, yang juga Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Muratara.
Dari data yang dihimpun BPBD Muratara per 15 Januari 2024, banjir di kabupaten itu telah menyebabkan 19.890 rumah terdampak banjir. Rinciannya yakni 2 rumah hanyut, 8 rumah rusak berat, 229 rumah rusak ringan dan 19.651 rumah terendam.
Banjir juga merendam 45 sekolah, 7 jembatan putus, 1 Pasar Lawang Agung, merendam 679 hektare sawah, 14 hektare perkebunan dan 6 kolam ikan.
Lalu ada pula 24.925 ekor hewan ternak yang terdampak banjir dengan rincian kerbau 2.358 ekor, sapi 506 ekor, kambing 2.569 ekor, domba 1.038 ekor, ayam 1.323 ekor, itik 3.131 ekor.