https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Waspadai Hama dan Penyakit Melon

PALEMBANG - Memanfaatkan lahan pekarangan, tak sedikit warga menanam melon atau Cucumis melo. L. Tanaman buah semusim ini memiliki nilai ekonomi tinggi. Tak hanya itu, rasa yang enak dan aroma yang khas disukai masyarakat.

Hanya saja, tantangan yang kerap dihadapi petani dalam budidaya melon adalah serangan hama dan penyakit. ‘’Hama dan penyakit ini disebabkan oleh serangan mikroorganisme patogenik berupa bakteri, cendawan dan virus,’’ ujar Yosi Utami, SP MPP MAP, kepala UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan.

Dikatakannya ada beberapa hama dan penyakit yang mengganggu tanaman melon. Di antaranya lalat buah (Dacus sp). Hama ini menyerang bagian buah menjelang matang. Penampilan buah tampak tampak sehat dari luar namun daging buahnya busuk dan mengandung larva (belatung), serta pembusukan pada buah dan rontok (serangan berat).

Lalat buah dapat dikendalikan dengan memetik dan memusnahkan buah yang terserang agar tidak menjalar ke buah lainnya. ‘’lalu, bisa juga menanam selasih di sekeliling kebun sebagai tanaman perangkap. Membungkus buah dengan kertas atau kantong plastik, bisa juga dengan memasang perangkap dengan antraktan,’’ katanya.

Perangkap lalat buah dapat dibuat sendiri, peralatan yang diperlukan yaitu botol plastik transparan, tali, kapas dan antraktan petrogenol. ‘’Pasang perangkap sejak tanaman berumur 3 minggu sehingga tanaman melon dapat bebas dari serangan lalat buah,’’ ujarnya.

Penyakit tanaman melon lainnya, mbun bulu (Downy mildew). Penyakit ini disebabkan Pseudoperonospora cubensis. Biasanya penyakit ini menyerang pada lingkungan dengan kelembapan tinggi dan drainase tanah yang buruk.

Serangan diawali munculnya bintik cokelat di bagian tengah daun, yang bertambah lebar dari hari ke hari. Lalu, terjadi perubahan permukaan daun menjadi warna cokelat dan mengering. ‘’Penyakit ini dapat dikendalikan dengan melakukan pergiliran tanam dengan tanaman yang bukan inangnya (misalnya dengan jagung, kedelai, cabai, sayuran daun), sanitasi lingkungan, menghilangkan sumber inokulum, pemangkasan cabang dan daun tua yang sakit, dan mengaplikasikan PGPR setiap 2 minggu sekali dengan konsentrasi 5 cc per liter,’’ jelasnya.

Antraknosa, penyakit pada tanaman melon ini disebabkan cendawan Colletotrichum sp. Penyakit ini menyerang bagian daun, batang muda, bunga dan buah. Gejalanya  timbul bercak-bercak cokelat kelabu sampai kehitaman yang menyatu pada bagian tanaman.

Untuk pengendalian antraknosa dapat dilakukan dengan perendaman benih dengan fungisida berbahan aktif azoksisitrobin, propinep atau derasol selama 4 jam. Lalu  pemangkasan bagian tanaman yang terserang dan memusnahkannya, pengaturan jarak tanam yang tepat (tidak terlalu rapat), perlakuan dengan jamur antagonis yaitu Trichoderma spp. yang disemprotkan yang dilakukan 7-14 hari sekali atau dicampurkan dengan pupuk organik.  (sms/) https://sumateraekspres.bacakoran.co/?slug=sumatera-ekspres-24-januari-2023/

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan