Lifting Minyak tak Capai Target APBN
--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi lifting minyak sepanjang tahun 2023 sebesar 605,5 Million Barrel Oil Per Day (MBOPD). Angka itu tercatat 92 persen dari target APBN yang ditetapkan 660 MBOPD dan tidak mencapai target WP&B sebesar 621 BOPD atau 98 persen.
Kepala SKK Migas, Dwi Sutjipto mengatakan lifting minyak juga masih berada di bawah realisasi tahun 2022 yang tercatat 612,3 MBOPD atau mengalami penurunan sebesar 1 persen.
BACA JUGA:SKK Migas Apresiasi Kinerja Pertamina Hulu Rokan Zona 4 di Tahun 2023
BACA JUGA:2024, Target 635 Ribu Barel Perhari, SKK Migas Lakukan
"Lifting minyak memang masih di bawah tahun lalu 605 MBOPD," kata Dwi Sutjipto dalam konferensi pers di Gedung Wisma Mulia Jakarta, Jumat (12/1).
Dwi menyebut SKK Migas telah berhasil memperkecil penurunan lifting minyak pada tahun ini. Secara angka, bisa diperkecil menjadi 1 persen dari sebelumnya 47 persen. Atas hal itu, Dwi optimistis bahwa penurunan lifting minyak akan terus bisa dikurangi pada tahun ini.
"Namun penurunan bisa kita perkecil dibandingkan tahun sebelumnya. Jadi kalau tahun lalu (2022) turunnya 7 persen, tahun 2023 tinggal 1 persen. Mudah-mudahan akan bisa kita kurangi, dan kalau bisa tahun depan juga sudah benar-benar tidak ada declaire," jelasnya.
Berbeda dari lifting minyak, Dwi menjelaskan lifting atau salur gas sepanjang 2023 tercatat mengalami kenaikan sebesar 2 persen dibandingkan dengan realisasi tahun 2022.
Pada tahun lalu, tercatat salur gas naik 1 persen menjadi 5.378 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
BACA JUGA:FJM-SKK Migas Eratkan Silaturahmi
BACA JUGA:Sumur Minyak Tua di Muba Tidak Bisa Dilegalkan, Ini Penyebabnya
Jumlah tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan salur gas sebesar 5.347 MMSCFD pada tahun 2022. Meski begitu, dilihat dari target APBN dan WP&B, salur gas masih belum mencapai target.
Kendati begitu Dwi optimistis pada tahun 2024 ini, salur gas bisa terus mempertahankan kenaikan. Terlebih saat ini sudah beroperasi Tangguh Train 3 di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat. (jp/fad)