Dikawal Ketat, Masuk-Keluar Diperiksa

PELIPATAN : Proses pelipatan surat suara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di gudang KPU Palembang, kemarin (5/1).-Foto: Kris Samiaji/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pelipatan surat suara untuk Pemilu 2024 mulai dilakukan, Jumat (5/1). Untuk Palembang, bertempat di gudang logistik KPU di Jl Letjen Harun Sohar, Sukarami.

KPU Palembang melibatkan 150 orang dari masyarakat umum untuk melakukan pelipatan. Dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, selama tiga hari ke depan. Diawali dengan pembukaan gudang surat suara yang disegel oleh petugas jaga.

Dalam pelipatan surat suara kali ini juga terbilang unik. Dimana semuanya warga yang dilibatkan adalah pria. Tak ada petugas pelipat yang wanita. Ketua KPU Kota Palembang M Syawaluddin SAg Lc menjelaskan, KPU melalui pihak ketiga mulai melakukan penyortiran dan melipat surat suara untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (PWP).

 "Kita jadwalkan 3 hari,” katanya. Untuk logistik tahap pertama sudah diterima. Sedangkan yang kedua belum. “Masih ada kekurangan yang akan dikirim bareng dengan surat kota," ujarnya.

Dengan mengerahkan 150 orang, masing-masing bisa melipat 3.000 surat suara dalam 3 hari itu. Jadwalnya sejak pagi hingga malam. "Khusus siapa yang melipat surat suara dan merekrut, KPU sendiri menyerahkan sepenuhnya kepada pihak ketiga. Termasuk soal besaran honorer yang akan diterima,” beber Syawaluddin.

BACA JUGA:Pelipatan Surat Suara Pemilu 2024 Hanya Dikerjakan Pria, Begini Tanggapan KPU

BACA JUGA:Jamin Netralitas TNI di Pemilu 2024

Tak hanya mendapatkan pengawalan ketat. Para tenaga pelipatan ini juga steril. “Mereka masuk gudang tidak boleh bawa apa pun. Begitu juga saat pulang/keluar dari tempat ini. Karena itu, saat istirahat dan pulang, akan di-scanning,” jelasnya.

Untuk memantau, libatkan keamanan dari kepolisian. Ketua Bawaslu Kota Palembang, Yusnar mengatakan, potensi kerawanan dalam pelipatan surat suara sudah diminimalisir dengan melibatkan kepolisian yang melaksanakan pengamanan ekstra ketat.  

“Mereka yang melipat surat suara sudah diperiksa dan tidak bawa apa-apa,” bebernya. Pihaknya dari Bawaslu hanya mengawasi, termasuk melibatkan Panwascam. “Kita melihat KPU melakukan sesuai aturan berlaku. Kami menurunkan 8-10 petugas Panwascam," jelasnya.

Sementara, Adi, seorang warga yang jadi pelipat surat suara mengatakan, ia senang bisa terlibat dalam proses ini. "Saya merupakan mahasiswa yang putus di tengah jalan. Mendapatkan pekerjaan seperti ini tentu senang. Selain dapat ikut serta menyukseskan pemilu, juga dapat honor. Kalau tidak salah per lembarnya diupah Rp200," ujarnya.

Senada, Katim, warga Kertapati yang berprofesi kerja serabutan ini juga bersyukur bisa dapat kerja melipat surat suara. "Meski hanya beberapa hari, jadilah," tukasnya.(iol/)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan