Ikut Tidur
Disway Dahlan Iskan-foto: ist-
Pun waktu di Beijing, ''manajemen'' perjalanan ini memilih hotel yang sederhana --asal lokasinya strategis.
Sebenarnya saya agak mengeluh soal hotel ini. Bukan soal enak-tidaknya.
Tapi jarak antara ranjang dan dindingnya terlalu sempit –untuk senam dansa tiap pagi. Sering kali kaki menendang pinggir ranjang.
Membuat istri kaget. Apa boleh buat. Di musim dingin seperti ini tidak mungkin berolahraga di taman.
BACA JUGA:Tidak Libur
BACA JUGA:Pleno Vital
Padahal makan, tidur dan olahraga sama pentingnya.
Keluhan soal hotel itu pun hanya saya pendam di hati. Kan saya sudah berkomitmen untuk tunduk pada aturan manajemen perjalanan.
Anda pun, please, jangan bocorkan soal keluhan ini ke mereka.
Sebenarnya hotel di Shanghai ini mudah dituju. Dari stasiun kereta bawah tanah People Park (人民广场) tinggal tiga belokan.
BACA JUGA:Tidak Libur
BACA JUGA:Rektor Tengah
Tapi tadi malam kami kesasar. Ke belokan yang dipenuhi orang antre. Ups, mereka ternyata antre sate kambing muda.
Memenuhi pinggir jalan. Saya baca papan nama di atasnya: Sate Kambing Xinjiang. Makanya musiknya mirip musik Arab. Hanya bahasanya bahasa Xinjiang.
Istri saya tidak bisa dicegah: ikut berdesakan di pinggir jalan itu. Beli sate Xinjiang lagi.