Jangan Terbuai Janji Manis, Kenali Rekam Jejak Caleg
ilustrasi korupsi-Foto: sumeks-
Lebih jauh lagi, mengenai strategi money politic yang banyak dianggap sebagai suatu kewajaran. "Hanya diiming- imingi nominal Rp100- 200 ribu, pemilih jangan mudah memberikan suaranya untuk dijabat 5 tahun kedepan," sebutnya.
Menurutnya, kalaupun takut menyinggung jika menolak, uangnya bisa diambil lalu diserahkan ke panti sosial. Namun, jangan menjanjikan sesuatu untuk akan memilih. Kembali lagi melihat dan menilai bagaimana kecakapan caleg tersebut memimpin. ''Apalagi uangnya lebih bermanfaat diserahkan bagi panti sosial yang memang lebih membutuhkan. "Supaya jera yang bermain politik uang," singkatnya.
BACA JUGA:Catat! Anggota Polri Dilarang Foto Bersama Paslon, Caleg, Pose Jari. Propam Pantau Ini
BACA JUGA:RSUD Prabumulih Tidak Menyiapkan Kamar Khusus untuk Caleg Stres Gagal Nyalon, Ini Alasannya
Lanjut Sofyan, pada intinya harapan di pemilu 2024 dapat terpilih pemimpin yang amanah dan bijak dalam memimpin. "Memang banyak caleg bertebaran di tengah masyarakat. Tetapi cobalah untuk memilih pemimpin dengan keyakinan kita, bahwa orang yang kita pilih bisa menyuarakan aspirasi kita di legislatif. Kita pilih yang paling baik dan paling amanah,'' ujarnya yang meminta jangan sampai golput, satu suara saja akan sangat berarti dan menentukan arah masa depan negri ini.
Eddy Ginting, tokoh pemuda Banyuasin meminta pemilih yang cerdas wajib mengenal lebih jauh calon yang akan dipilih. Harus tahu program kerja dan tahu juga catatan caleg. ''Jangan sampai salah dalam memilih,'' ujarnya.
Kemudian program yang disampaikan caleg itu tentunya harus di pahami dan dipelajari. ''Apakah memang bermanfaat bagi masyarakat atau tidak. Jangan obral janji manis, "terangnya.
Bahkan bila perlu caleg itu bisa memaparkan program program andalan kepada masyarakat terutama di daerah pemilihannya. "Apakah itu infrastruktur, pendidikan dan lainnya, "ucapnya.
Lalu, khusus bagi caleg yang incumbent, diharapkan masyarakat selaku pemilih juga melihat apakah kinerja caleg incumbent selama menjabat. ''Apakah memang programnya sudah dirasakan masyarakat terutama di daerah pemilihannya atau tidak. Jangan hanya datang, pada saat pemilihan saja, '' jelasnya.
Jika hanya datang pada saat pemilihan, artinya caleg itu hanya ada perlu pada saat akan di pilih. ''Kalau orang yang maju sebagai caleg itu adalah orang yang baik, berprestasi dan merupakan orang orang yang terpilih dari partai politik terkait. Tapi pada intinya masyarakat jangan sampai mudah terperdaya dengan janji janji yang belum tentu bisa terealisasi, " tegasnya.
Mengenai money politik, Eddy menegaskan agar masyarakat terutama masyarakat yang memiliki hak pilih untuk menghindari hal itu."Kita takutnya, nanti caleg terpilih yang pakai money politik akan berpotensi mengembalikan uang dengan cara cara tidak benar selama menjabat, "pungkasnya.
Senada dikatakan, pengamat politik di Kota Prabumulih, Dr c Akhmad Muftizar Z SIP Med. Dirinya berpesan agar jangan mudah terbuai dengan janji-janji manis para caleg. ''Apalagi, kalangan pemilih Indonesia dewasa ini semakin cerdas dengan bertambahnya generasi Z yang sudah memiliki hak untuk memilih," sebutnya.
Disisi lain, pria yang juga berprofesi sebagai dosen itu menyebutkan, caleg harus mempertimbangkan hal tersebut. "Sudah saatnya caleg mengambil hati para konstituen bukan dengan cara klasik janji manis, namun dengan program kerja yang rasional. Juga sudah saatnya sasaran mereka berbasis kelompok bukan individu lagi," tukasnya. (qda/chy/dik)