Ganggu Proyek IKN, Curi Onderdil Alat Berat
*Progres Pembangunan 12 Persen
KALTIM - Progres pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), hingga saat ini sudah mencapai 12 persen. Pemerintah tengah mengebut mengerjakan infrastruktur dasar, yang ditargetkan selesai 2024 mendatang.
Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN, Danis Sumadilaga, mengatakan untuk penyediaan air baku seperti bendungan Sepaku Semoi dan Intake Sepaku, progresnya sudah di atas 80%. "Bendungan ini guna menjamin ketersediaan air baku di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP)," ujarnya, dari tayangan Sekretariat Kabinet, Kamis (2/2).
Sementara di luar KIPP, pihaknya tengah membangun tiga infrastruktur jalan tol dengan total panjang 27 kilometer. Dengan progres masing-masing di bawah 5%, dari dua bulan berjalan. “Pembangunan di KIPP, memiliki luas lahan mencapai 6.600 hektare. Masih fokus pengembangan dan pembersihan lahan, karena kawasan itu nantinya akan berisikan istana negara, kantor kementerian, hingga sumbu kebangsaan,” terangnya.
Sedangkan untuk pembangunan hunian untuk para pekerja, akan dibuat 22 bangunan memiliki 3.300 tempat tidur dengan kapasitas mencapai 16.000 orang. Baru jadi 9 bangunan berbentuk ’apartemen' alias rumah susun. Kemudian pertengahan tahun ini, juga akan dibangun 47 tower hunian bagi ASN, TNI, dan Polri. “Dijadwalkan selesai Januari 2024,” ulasnya.
Hanya saja saat pemerintah mengebut pembangunan IKN, masih mendapat gangguan-gangguan dari pencuri yang tidak bertanggung jawab. Panel dan layar monitor alat berat di lapangan, kerap hilang dicuri. Subdit 3/Jatanras Ditreskrimum Polda Kaltim, baru-baru ini berhasil menangkap empat pencurinya dan seorang penadahnya.
Mereka mencuri panel dan layar monitor lima alat berat di dua areal proyek IKN. Yakni di Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan di Desa Sebulu. Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. “Rata-rata beraksi malam hari, menunggu kelengahan dari penjaga,” kata Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Yusuf Sutejo.
Keempat pencurinya yang ditangkap semuanya residivis, DS (37), MH (51), ST (43), dan MS (37). Sementara penadahnya berinisial KW (37). “Para tersangka ini terlibat dalam satu jaringan yang sama. Kejahatan terorganisir dan terencana. Ada beberapa barang bukti yang berhasil kami amankan, karena sebagian sudah terjual ke luar daerah," ucap Yusuf.
Barang curiannya yang sudah diamankan antara lain tiga buah layar monitor merek Komatsu, lima buah soket dalam kondisi kabel terpotong. “Harga monitor alat berat itu puluhan juta, oleh pelaku cuma dijual Rp3-4 juta. Kasus pencurian ini bukan soal nilai materialnya saja. Tapi dapat menghambat pekerjaan proyek pembangunan IKN, dan jadi perhatian bapak Presiden Joko Widodo, Kapolri, dan Kapolda Kaltim,” tambah AKBP Suryadi SIK MH, Kasubdit 3/Jatanras Polda Kaltim.
Dibeberkannya, komplotan pelaku itu mengaku sudah beraksi sejak 2017 di berbagai tempat, salah satunya areal IKN. Sudah menggasak onderdil dari 15 unit alat berat. “Pencurian onderdil alat berat ini yang pastinya spesialis. Ada pemodal, pemetik, penadah. Begitu dapat, siap lempar dan tadah. Jadi masih akan kami kembangkan lebih lanjut,” tegas mantan Kasubdit 3/Jatanras Polda Sumsel, itu. (dn/air/)