https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Sosok Almarhumah Hj Zalipah, Ibunda Pj Wali Kota Palembang, Bersahaja, Suka Bantu Warga Kesulitan Beras

PEMAKAMAN Pj Wali Kota Palembang Drs H Ratu Dewa (tengah) hadiri pemakaman sang ibunda, kemarin (17/12). (inzet) Foto Hj Zalifah.-FOTO: ANDIKA/SUMEKS-

Dikatakan, masyarakat banyak pula yang merasa berutang budi. "Namanya dusun yang belum maju, banyak masyarakat kesusahan tidak punya beras, sering beliau bantu kasih beras segala macam walau kadang kondisinya juga sedang susah. Apalagi di zaman paceklik, pas susah beras, masyarakat makannya nasi dari ubi," ungkap Deni.  

Jika ada masyarakat yang meminta beras dengan murah hati almarhumah memberikan bantuan. "Dari sisi kepemimpinannya sebagai ibu kriya/pesirah, orangnya baik kepada masyarakat," terang. Masih di rumah duka, cucu tertua almarhumah, Ayatullah mengatakan neneknya tersebut meninggal pukul 09.30 WIB di RS Bari Palembang pada usia 94 tahun. Jenazah tiba di rumah duka Desa Rantau Sialang, sekitar pukul 14.45 WIB. 

"Beberapa waktu lalu ke Palembang, memang sudah sakit tua. Ada gejala serangan jantung. Hari Senin lalu dibawa ke RS BARI Palembang," tukasnya. Sehari berikutnya pada hari Selasa, kondisi beliau nge-drop dan ia dibawa ke ruang ICU lantaran kritis hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir.

"Kalimat yang paling ia ingat dari omongan nenek, beliau paling sering memerintahkan untuk salat. Beliau memang orang yang sangat sayang dengan keluarganya," sebut Ayatullah. 

Almarhumah sendiri dikebumikan di Desa Kasah, Kecamatan Muarakuang. "Sebenarnya ingin kami kebumikan di Desa Rantau Sialang ini bersebelahan dengan kuburan kakek. Tapi saat ini wilayah pemakanan tersebut sedang tergenang banjir. Jadi sementara kita kuburkan ke pemakaman Desa Kasah dulu. Nanti sekitar 1 tahun, pas kondisi kering baru kita pindahkan ke pemakaman di Desa Rantau Sialang," tukasnya. 

Pj Wali Kota Palembang, Drs H Ratu Dewa MSi tak kuasa menahan tangis saat mengantarkan ibundanya ke tempat peristirahatan terakhir. Ia merasa sangat terpukul dan kehilangan dengan sosok sang emak. Ditemani sanak saudara, tetangga, kerabat, dan warga sekitar mengiringi prosesi pemakaman hingga selesai jelang Maghrib. 

Bagi Dewa, sang emak merupakan panutan utamanya. “Doa dan restu emak yang saya yakini jadi kunci keberhasilan saya hingga bisa seperti sekarang,” ujarnya. Saking dekat dan hormatnya Dewa dengan ibunya, tiap kali mudik ke dusun, begitu tahu sang emak ada di kebun, Dewa akan langsung menyusul ke kebun. 

Dewa langsung menjemput ibunya, baru kemudian pulang bersama ke rumah. Nah, beberapa hari lalu, Dewa mendapat kabar kondisi kesehatan ibunya drop. Sempat dibawa ke bidan dan diberi obat, tapi masih tetap drop.

“Saya minta keluarga bawa emak ke Palembang,” ujarnya. Langsung dirawat di RSUD Palembang Bari. Besoknya, Dewa masih sempat ke Jakarta, menerima penghargaan IGA. Setelah itu, dia langsung pulang ke Palembang.

Saat itu, kondisi sang ibu naik turun. Membaik, terus ngedrop lagi. Nah, Sabtu malam, dewa tidur di rumah sakit. Dewa terus mendampingi, bahkan hingga saat-saat terakhir. “Terus dokter bilang, saya jangan jauh-jauh. Terus setelah itu, kondisi emak ngedrop nian dan akhirnya hari ini (kemarin) beliau meninggal,” tukasnya.(dik/tin)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan