https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Anak Hobbi Mengoleksi Mainan, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua

KOLEKSI: Mainan menjadi salah satu koleksi anak-anak.--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Usia anak-anak banyak kebiasaan yang mereka lakukan. Salah satunya koleksi berbagai mainan. Seperti, mobil-mobilan, boneka, robot dan lainnya. Kebiasaan inilah yang harus diawasi orang tua agar anak bisa tumbuh sesuai usianya.

Usia Agra baru  9 tahun, tetapi dia  memiliki banyak sekali koleksi mobil-mobilan hot wheels. Hampir setiap pekan, dia selalu membeli hot wheels. Uang tabungan yang dikumpulkannya pun digunakan untuk menambah koleksinya. ‘’Bentuk mobilnya bagus-bagus, enak dilihat. Saya suka sekali dengan mobil hot wheels,’’ ujar Agra.

BACA JUGA:Rezi Zulyaman Bakal Tambah Koleksi Medali

BACA JUGA:Cantiknya Koleksi Batik Palembang Nuansa Bunga Setangkai by Griya Yolanda, Ini Filosofinya

Baginya mobil hot wheels bukan sekedar mainan saja, tapi juga punya nilai sejarah otomotif. ‘’Banyak mobil hot wheels yang bentuknya seperti mobil lama, pokoknya seru jika melihat bentuk-bentuk mobil ini,’’ katanya.

BACA JUGA:Ini Tips Bersihkan Mainan Bayi agar Aman dari Bakteri

BACA JUGA:Hendra Susanto, Wong Kito yang Pernah Jual Boneka Jadi Wakil Ketua BPK RI

Lain lagi dengan Eva Renata. Anak usia 6 tahun ini memilki kebiasaan mengkoleksi boneka. Dari yang bentuknya baby hingga boneka bentuknya beruang dan orang. ‘’Boneka itu dikumpulkan sejak saya masih usia 1 tahun. Boneka tersebut kemudian dikumpulkan dan lama kelamaan banyak," jelasnya .

Dikatakan, melalui koleksi boneka ini, dirinya mulai mengerti akhirnya merawat. Kini, boneka di rumahnya sudah memenuhi semua lemari di kamarnya. "Kalau ditanya jumlah boneka. saya lupa tapi kalau kamar yang ditempati sudah sangat penuh oleh boneka,"tandasnya.

Sementara itu, Dr. Anrilia0 Ema M N., S.Psi., M.Ed., Psikolog Magna Penta Consulting, RS Hermina dan RSUD Siti Fatimah mengatakan, pola bermain pada anak memiliki tahap sesuai usia dan perkembangan aspek-aspek psikologis anak. "Pola berpikir, perkembangan emosi, dan lainnya," ujarnya

Dikatakan, pola bermain dengan demikian juga mencerminkan tahapan kemampuan berpikir anak, termasuk cara anak memproses informasi. Misalnya, tahap bermain di usia dini (sekitar 0-2 tahun) berpusat pada aktivitas permainan yang melibatkan indera dan biasanya anak terfokus pada aktivitas menggunakan tubuhnya (menendang, berlari, dan lainnya).

"Lalu memanipulasi benda-benda di sekitarnya,"sebutnya. Lalu, pada usia selanjutnya, 2-4 tahun seiring perkembangan kognitif yang pesat, anak sudah bisa bermain dengan imajinasi.

BACA JUGA:Mandi Hujan Ternyata Bisa Memacu Kreativitas dan Imajinasi Anak, Cek Alasannya Disini

Misalnya, main robot untuk melambangkan duel dengan superhero atau bermain boneka bayi dan berpura-pura mengasuh adik bayi. ‘’Jadi, anak bisa memainkan boneka, robot-robotan atau misalnya bermain peran menunjukkan tahapan bermain yang normal untuk anak usia tersebut,"urainya.

Dikatakanya, agar optimal dampingi anak pada saat bermainnya. "Pendampingan orang tua sangat penting karena berarti proses bermain anak dapat menjadi lebih kaya. Misalnya, dengan cara orang tua terlibat dalam dialog-dialog dengan anak, yang dapat meningkatkan kemampuan bicaranya,"katanya lagi

Tahap permainan pada usia selanjutnya, di atas 4 tahun, anak mulai melakukan permainan dengan aturan. "Berikan kesempatan pada anak untuk melakukan aktivitas-aktivitas permainan yang bervariasi sesuai usia, karena anak belajar dengan cara bermain," tukasnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan