https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Jadi Profesi 20 Tahun Terakhir, Sehari Untung Rp70 Ribu

JUAL PEMPEK: Nanang, pedagang pempek mangkal di dermaga Pasar 16 Ilir, kemarin (5/12). Ada puluhan pedagang yang menggantungkan penghasilannya dari menjual pempek di bawah Jembatan Ampera atau Pasar 16 Ilir saat ini.-foto : ibnu holdun/sumeks-

Melihat Aktivitas Pedagang Pempek di Bawah Jembatan Ampera

SUMATERAEKSPRES.ID - Pria kurus tinggi itu sesekali mengelap keringat yang mengalir di dahinya. Namanya Nanang, ia salah satu pedagang pempek yang mangkal di Pasar 16 Ilir, tepatnya bawah Jembatan Ampera. Seperti pedagang lain, ia juga sudah lama geluti profesi ini sejak 20 tahun lebih. 

Ibnu Holdun - PALEMBANG

HARI-HARI Nanang mangkal bawah Ampera mulai pukul 09.00 WIB. Dengan semangat tak pernah pudar, pedagang pempek andal ini sudah mengarungi lautan bisnis di pelabuhan ketek dan speedboat selama dua dekade. Meski usianya 54 tahun, semangatnya seolah tak terkikis oleh waktu.

Setiap pagi Nanang menyusuri jalan Kota Palembang menuju 10 Ulu untuk mengambil pasokan pempek dengan Cekna, agen pempek di Kelurahan 10 Ulu Palembang. Selanjutanya menggunakan rantang, Nanang membawa pempek yang ia ambil serta  menawarkan dagangannya ke konsumen. Umumnya yang membeli penumpang ketek bawah Ampera dan speedboat yang akan pergi ke jalur Banyuasin.

Ia sendiri mengambil pempek dengan Cekna seharga Rp1.000 per butirnya, lalu ia jual Rp1.500 per butir. Artinya setiap butir pempek yang laku terjual Nanang mendapatkan keuntungan Rp500 per butir. Sehari keuntungannya sekitar Rp60-70 ribu. “Lumayan untuk menopang kehidupan keluarga saya sehari-hari dan biaya pendidikan anak-anak,” tutur bapak dari tiga putera ini.

Meskipun dua anak Nanang masih bersekolah, ia dengan gigih memastikan kebutuhan mereka terpenuhi. Namun seperti para pejuang usaha kecil lainnya, Nanang berharap ada uluran tangan dari pemerintah. Ia bermimpi tentang bantuan UMKM yang bisa memberikan dorongan ekstra bagi usahanya. 

Setiap butir pempek yang terjual di bawah Ampera membawa harapannya semakin dekat. Setelah seharian berjuang di bawah terik matahari, ia biasa pulang pukul 15.00 WIB. Ia akan membungkus dagangan yang tersisa. Di tengah keramaian pelabuhan, Nanang pulang dengan hati yang penuh harap dan rasa syukur, siap untuk mengulang kisahnya esok hari. (*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan