Targetkan Tambah 100.000 Guru Penggerak
KEBERSAMAAN: Potret kebersamaan guru garis depan bersama para murid SD di Kabupaten Muratara, Sumsel. -FOTO: IST-
JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID — Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim optimistis kebijakan Merdeka Belajar bakal berlanjut meski terjadi pergantian kepemimpinan pada tahun depan. Termasuk keberlanjutan program Guru Penggerak.
Banyak pihak yang mengkhawatirkan adanya perubahan lagi atas kebijakan kurikulum ataupun kebijakan pendidikan lainnya seiring dengan masa pemerintahan saat ini yang segera usai.
Apalagi, hal itu sudah kerap terjadi hingga muncul istilah ganti menteri, ganti kurikulum.
Tapi, Nadiem meyakini bahwa Merdeka Belajar bakal terus berlanjut. Sebab, Merdeka Belajar bukan lagi sekadar kebijakan, tapi sudah menjadi sebuah gerakan masif di lapangan.
BACA JUGA:Ingin Jadi Guru Penggerak
Di tahun depan, Nadiem bahkan menargetkan penambahan jumlah Guru Penggerak hingga 100 persen.
Sebagai informasi, hingga 2023, tercatat sudah 50 ribu guru yang mengikuti program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran tersebut.
”Tahun depan akan ada 100 ribu Guru Penggerak, yang insya Allah akan segera dijadikan kepala sekolah dan pengawas di seluruh Indonesia,” katanya.
Menurut Nadiem, penambahan ini seiring dengan banyaknya kebutuhan inovator penggerak yang berani melakukan perubahan. Sebab, yang terpenting dari hasil Merdeka Belajar adalah keberanian untuk mencari yang terbaik bagi para siswa.
BACA JUGA:Pemerintah Pastikan Beri Bonus Akhir Tahun Bagi PNS dan PPPK, Begini Skemanya
BACA JUGA:Ishak Juharsa:
Bukan hanya program Guru Penggerak, mantan bos Gojek itu juga meyakini, kebijakan Kurikulum Merdeka bisa diimplementasikan menyeluruh di tahun depan. Mengingat, baru satu tahun diterapkan saja, sudah 80 persen sekolah mengadopsi kurikulum tersebut.
Hal itu tak lain karena Kurikulum Merdeka memberi kesempatan guru untuk berinovasi di dalam kelas. Materi yang tadinya begitu padat di kurikulum sebelumnya, yang menyebabkan guru hanya kejar tayang untuk bisa pindah ke materi lainnya, kini sudah diringankan.