JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi, memberikan tanggapan terhadap prediksi Jenderal TNI (Purn) A.M. Hendropriyono yang menyatakan bahwa duet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berpotensi memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran.

Burhanuddin menyatakan bahwa pernyataan tersebut menarik perhatian, mengingat Hendropriyono memiliki keterkaitan sejarah dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Dari sudut pandang aktor, pernyataan ini menarik karena disampaikan oleh Jenderal Hendropriyono, orang dekat Ibu Mega dan pernah menyatakan dukungan kepada Mas Ganjar. Kita tahu beliau adalah mantan Pangdam Kodam Jaya yang berkontribusi besar dalam membuat Ibu Mega mengambil alih PDI saat itu," ungkap Burhanuddin Muhtadi dalam keterangannya di salah satu stasiun TV Swasta pada Rabu (22/11/2023).

Burhanuddin menambahkan bahwa Hendropriyono memiliki peran penting dalam karir politik Megawati, dan menantunya kini menjadi tangan kanan Ganjar di tim kampanye pemenangan Ganjar.

BACA JUGA:Penuhi Hak Dasar Masyarakat Kecil, Prabowo Resmikan 15 Titik Air Bersih di Wilayah Kekeringan

Namun, Burhanuddin enggan berspekulasi mengenai motif Hendropriyono dalam menyampaikan analisis intelijen tersebut, apakah merupakan bagian dari propaganda atau deception.

Meskipun demikian, Burhanuddin menyatakan bahwa prediksi Hendropriyono dapat dijelaskan melalui perspektif perilaku pemilih yang tergambar dari survei opini publik.

"Pernyataan Pak Hendropriyono ini senada dengan temuan survei nasional lembaga-lembaga kredibel, sehingga ada potensi Prabowo-Gibran menang dalam satu putaran," ungkapnya.

Burhanuddin juga mencatat bahwa meskipun data yang digunakan oleh Hendropriyono tidak sepenuhnya sama, namun kesimpulannya sesuai dengan hasil survei opini publik.

BACA JUGA:Prabowo-Gibran Siap Hadapi Pilpres 2024, Hendropriyono: Mereka Punya Mesin Politik Kuat dan Cepat

Ia menyebut bahwa mesin partai Golkar dan Demokrat solid dalam mensukseskan Prabowo-Gibran, namun data dari survei yang ia lakukan menunjukkan adanya fenomena split-ticket voting.

Dalam menganalisis hasil survei, Burhanuddin menyoroti peningkatan elektabilitas Prabowo-Gibran, yang menurutnya disebabkan oleh migrasi pendukung Jokowi akibat blunder dari tim kampanye Ganjar-Mahfud.

"Serangan kepada Pak Jokowi, terutama kepada Gibran, seperti menembak kaki sendiri dan membuat migrasi besar-besaran basis pendukung Jokowi beralih ke Prabowo-Gibran," jelasnya.

BACA JUGA:Prabowo-Gibran Berjanji Bangun Rumah Murah di Desa dan Kota, Ini Manfaatnya bagi Milenial dan Gen Z