Kemiskinan Ekstrem Menurun, IPM di Level 73, Usia Harapan Hidup Sumsel Lampaui Nasional
GARAP LAHAN : Seorang petani menggarap lahan tanaman untuk pertanian. Sektor pertanian memberi andil menggerek ekonomi.-Foto : dok se-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel menyampaikan capaian indikator makro di Sumsel menunjukkan catatan positif, terutama kemiskinan ekstrem yang mengalami penurunan. "Berdasarkan data Maret 2023, Sumsel mampu menurunkan kemiskinan ekstrem. Capaian ini yang tertinggi di wilayah Sumatera, dari 3,19 pada 2022 dan sekarang (2023) menjadi 1,22 persen," ujar Kepala BPS Sumsel, Wahyu Yulianto MSi usai audiensi dengan Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni, kemarin.
Dia mengatakan penurunan kemiskinan ekstrem terjadi karena koordinasi dan antisipasi setiap dearah yang bersama-sama mengatasinya. Tak bisa hanya provinsi saja, tapi peran kabupaten/kota, dan stakeholder terkait salah satunya memberikan bantuan langsung kepada masyarakat. "Masyarakat di kategori ini menjadi perhatian dengan kita berikan bantuan, serta menjaga pengeluaran di tingkat bawah kemiskinan ekstrem. Sehingga bisa meningkatkan konsumsi mereka dan keluar dari kemiskinan ekstrem," tegasnya.
Selain itu, sambung dia, pertumbuhan ekonomi juga menunjukkan tren positif. Dimana, pada triwulan III tumbuh 5,08 persen secara year on year (YoY). Artinya angka ini melampaui pertumbuhan nasional yang hanya 4,9 pesen. Bahkan di wilayah Sumatera mencapai pertumbuhan tertinggi dibandingkan di provinsi lain.
Dikatakan pertumbuhan ekonomi Sumsel masih disokong sektor migas yakni tambang. Sektor ini memberikan kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Sumsel. Di samping aktivitas masyarakat terutama akomodasi dan rumah makan juga mendorong pertumbuhan ekonomi. "Ini harus tetap dijaga agar ekonomi Sumsel tetap tumbuh," papar dia.
Selain itu sektor pertanian memberikan andil untuk mengerek pertumbuhan ekonomi. "Kita masuk lima besar yang memproduksi padi secara nasional, selain Jatim, Jabar, Jateng dan Sulsel," tuturnya. Indikator lain seperti angka pengangguran turun 4,11 persen, angka IPM cukup bagus sekarang di level 73, terutama usia harapan hidup Sumsel lebih tinggi dibanding usia harapan hidup tingkat nasional.
Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni mengatakan indikator makro di Sumsel menunjukkan kinerja ynag baik. Meski ada hal-hal yang patut diwaspadai dan diperhatikan, termasuk pemenuhan produksi pertanian. "Sektor pertanian di Sumsel masih baik mengingat, Kementerian Pertanian sudah menyampaikan Sumsel akan ada penambahan sawah sebanyak 200 ribu hektar. Diharapkan ini dapat meningkatkan produksi dan Sumsel berada di urutan dua Indonesia," papar dia.
Terkait kenaikan beras, kata dia, ini terjadi di semua daerah. Namun di Sumsel dapat diatasi dengan pasokan dari wilayah sendiri. "Selain membatasi beras keluar dengan tidak menjual keluar, kita prioritaskan produksi lokal bisa mencukupi kebutuhan wilayah sendiri," cetusnya.
Kata Agus, pemenuhan beras juga dilakukan dengan intervensi Bulog yang menggelar pangan murah, bantuan pemerintah terus dilakukan. "Bulog ikut bekerja sama dengan koperasi untuk penyaluran beras, sehingga keberadaan dan pasokan beras di masyarakat terjamin," pungkas dia. (yun/fad/)