Klaim Keruk Sampah Drainase dan Anak Sungai

Banjir genangan air pasca-hujan di Jl Jend. Sudirman Km 4,5 lantaran drainase tak mampu menampung debit air.-foto : evan/sumeks-

SUMATERAEKSPRES.ID - PERSOALAN anak sungai yang dipenuhi sampah dan drainase Kota Palembang yang sering buntu diklaim sudah menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang. Kendati nyatanya setiap musim hujan pun banjir genangan air tak bisa dihindarkan lantaran drainase atau anak sungai itu tak bisa menampung lagi debit air. 

Pj Wali Kota Palembang, Drs H Ratu Dewa MSi mengakui kondisi ini, sehingga pihaknya mengupayakan antisipasi. Sejak September lalu sebelum masuk musim hujan, Ratu Dewa mengaku telah mengingatkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), terutama Dinas PUPR, Perkimtan & DLHK untuk melakukan antisipasi. 

"Sudah kita buat satgas masing-masing zona agar selalu standby, termasuk melakukan pengerukan anak sungai atau sistem drainase yang sedimentasinya tinggi. Kemudian di beberapa titik juga kita minta bersihkan sampahnya, supaya tidak menumpuk dan memicu banjir genangan air pasca-hujan," terangnya, Jumat (17/11). 

Memang hal itu tak hanya di satu lokasi, tapi di semua titik drainase maupun anak sungai yang ada di Kota Palembang. Apalagi selama ini sering kali dipenuhi oleh sampah rumah tangga atau eceng gondok sehingga air sungai tak mengalir. Mengenai beberapa titik drainase yang sempit di jalan protokol, memang pekerjaan itu tak bisa instan. “Harus dianggarkan dan diperbaiki atau dibongkar. Kalaupun bisa menggunakan dana pemeliharaan ya silakan Dinas PUPR melakukan pembongkaran,” imbuhnya. 

Cuma kalau memang tidak bisa dan butuh anggaran besar, maka ia sudah meminta itu dibuatkan kajian dan nanti dibahas di TAPD karena terakit aset Pemkot Palembang juga. “Namun untuk aset pemerintah provinsi ataupun nasional, misalnya terjadi penyempitan drainase yang berada di jalan nasional maupun provinsi, kami tak bisa serta merta menuntaskannya. Perlu konsolidasi secara bersama-sama,” bebernya.  

Kalau di provinsi itu pihaknya melakukan pengusulan untuk hibah anggaran dalam penanganan, sementara untuk aset nasional pihaknya juga melakukan konsolidasi. Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA), Irigasi, dan Limbah Dinas PUPR Kota Palembang, Ir RA Marlina Sylvia ST MSi MSc IPU ASEAN Eng menjelaskan selama ini masalah drainase yang sempit jadi pemicu banjir genangan air pasca-hujan. Belum lagi jika sistem drainase itu terhambat, tertutup bangunan, atau tertutup sampah yang dibuang ke saluran, sehingga jalan air menjadi hilang. 

"Misalnya saya bersama tim mendapati jalan air yang melintas jalan nasional buntu, dan ini tak dapat ditindaklanjuti  secara detail karena terkait kewenangan," katanya. Kalau cuma membersihkan saja tidak masalah. Tapi untuk rekontruksi crossdrain tidak boleh dilakukan oleh pemerintah kota, karena jalannya milik pemerintah pusat. 

Pihaknya juga melakukan pengerukan drainase di sejumlah lokasi rawan banjir, khususnya di jalan protokol, seperti kawasan Jalan Sudirman seberang Masjid Agung, Jl Kolonel Atmo, Jl Dempo, Jl Rustam Effendy, Jl Pahlawan, Jl Jend Sudirman depan IP, sampai Cinde, dan seterusnya.

"Kami sudah turun lapangan untuk persiapan penanggulangan banjir dan kini memasuki musim penghujan kami kerja lebih intensif lagi, all out lembur setiap malam," sampainya. Di luar jam kerja, kegiatan pengerukan drainase ini petugas lakukan hingga tengah malam untuk memastikan antisipasi berjalan sebelum musim hujan. "Lembur pengerukan drainase kita sudah lakukan sejak Oktober," sampainya. 

Selain ke lokasi rawan genangan di jalan-jalan utama, pengerukan juga sudah dilakukan di hilir aliran air Kota Palembang, seperti Sungai Borang, Sungai Gasing, Sungai Lambidaro, Sungai Baung, dan sebagainya. "Kita telah kerjakan di lokasi permukiman yang rawan genangan atau banjir, baru masuk ke tengah kota," katanya. 

Seharusnya saluran jalan nasional itu dikerjakan oleh Balai Jalan, misalnya Jl Jend Sudirman, sementara saluran jalan provinsi dikerjakan PUBM Provinsi misalnya Jl Kapten A. Rivai. "Sedangkan sungai-sungai ada 2, dikerjakan Balai Sungai dan sungai-sungai perbatasan dikerjakan PU PSDA Provinsi. Tetapi kita harus turun tangan mengatasinya juga karena ini wajah Kota Palembang," bebernya. 

Pengerukan drainase bertujuan mengeluarkan sedimen, sampah, dan limbah restoran yang menghambat bahkan menghalangi aliran air. Tindakan inil terbukti berhasil dengan tidak adanya genangan hujan belakangan di titik titik rawan genangan. "Kita juga melakukan monitoring dan membersihkan sungai-sungai dari hilirnya langsung," pungkasnya. (tin/fad/)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan