Upayakan Aksara Ulu sebagai Muatan Lokal
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan upayakan untuk memasukkan aksara ulu sebagai mata pelajaran muatan lokal.-gite-
BACA JUGA:Hadiri Reuni Akbar SMKN 1 Muara Enim, Heri Amalindo Diteriaki ‘Gubernur Sumsel’
"Kedepannya juga akan mengundang guru SMP karena direncanakan aksara ulu ini dimasukan sebagai muatan lokal," tuturnya.
Narasumber dalam Bimtek tersebut yakni Dr Nyimas Umi Kalsum yang merupakan dosen dari UIN Raden Fatah mengatakan bahwa aksara ulu itu sudah ada sejak abad ke-14.
"Penulisannya biasanya dilakukan di batu, bambu, kulit kayu, bahkan juga ada yang di rotan," terangnya.
Banyak yang menganggap aksara ulu yang dituliskan di suatu media seperti kulit kayu karena merupakan warisan turun temurun.
BACA JUGA:Pasien RSUD dr HM Rabain Muara Enim Membludak
BACA JUGA:782 Narapidana di Lapas Muara Enim Dapat Remisi, 11 Orang Langsung Bebas
"Dan karena sudah beberapa generasi dan generasi saat ini tidak memahaminya maka kadang dianggap keramat apalagi media tulisnya juga sangat tua," ungkapnya.
Padahal, apabila memahami, sebagian besar itu isi dari aksara itu bukanlah hal yang menakutkan, seperti resep obat, batas batas wilayah, syair, sejarah dan sunah serta masih banyak lagi.
"Jadi kalau kita mengerti maka manfaatnya akan banyak, seperti resep obat itu bisa di kombinasikan dengan yang saat ini untuk menyembuhkan suatu penyakit," bebernya.
Yunar (53) salah seorang pemilik aksara ulu mengatakan bahwa yang disimpannya saat ini merupakan warisan turun temurun dari puyang.
BACA JUGA:Rayakan HUT RI, Masyarakat Muara Enim Nikmati Pindang dan Pecahkan Rekor Bersama IWAPI
BACA JUGA:Muara Enim Harus Jadi Kabupaten Energi
"Itu ada sejak 1786 ditulis oleh puyang memenguk, saya sendiri sudah generasi kelima, " tuturnya.
Selain itu, yang dibawa saat ini masih ada lagi dalam bentuk lain. "Kami tidak bisa dibeberkan saat ini, ini warisan budaya yang seharusnya kita bangga memilikinya," pungkasnya. (way)