https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kompol Agus: Alhamdulillah, Hujan Sangat Membantu Kami

MANDI HUJAN: Kompol Agus Apri Irawanto, mandi hujan di lokasi penanganan karhutla Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten OKI, Sabtu petang (11/11). FOTO: INSTAGRAM--

  “Untuk hari Sabtu ini, terjadi karhutla di 3 titik. Di Desa Belanti, Kecamatan Tanjung Raja. Desa Palemraya, Kecamatan Indralaya Utara. Dan Kelurahan Timbangan, Kecamatan Indralaya," urai Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten OI, Edi Rahmat, kemarin.

  Pemadaman dilakukan bersama Tim Manggala Agni, BPBD OI, dan Polri. Katanya, karhutla membakar sebagian besar vegetasi tanaman semak belukar kering di lahan semi gambut. Membuat api sukar padam, dan kembali hidup setelah beberapa lama dipadamkan. 

Untuk luasan total lahan terbakar akibat karhutla di Kabupaten OI, hingga data per 8 November 2023, menunjukan luasan 1.341,8 hektar. “Total tersebut terangkum karhutla di sepanjang tahun 2023, dengan 311 kali kejadian karhutla," pungkas Edi.

 

Suhu Terpanas 48 Bulan Terakhir

Kepala BMKG Sumsel, Wan Dayantolis, menyampaikan suhu udara di Palembang pada pos di Kenten tanggal 9 November 2023 mencatatkan nilai 37,4 °C. "Nilai ini merupakan salah satu catatan suhu terpanas yang pernah terjadi di Palembang, dalam kurun 48 bulan terakhir," bebernya.

Suhu maksimum 37,4 °C pernah tercatat juga pada November 2019. Pada tahun tersebut Sumsel juga diwarnai iklim ekstrem berupa kemarau panjang dan juga kebakaran hutan dan lahan akibat fenomena IOD+.

"Suhu esktrem pada November ini merupakan suhu terpanas tertinggi untuk tahun 2023 dan menyamai rekor terpanas sepanjang sejarah pencataran iklim sampai tahun 2019," jelasnya. 

Selama periode kemarau 2023, yang lebih kering karena adanya Elnino dan IOD+. Suhu maksimum pada siang-sore hari sejak pertengahan September, terus mencatatkan kondisi ekstrem yang berada di atas persentil 95 persen dari catatan suhu pada masing-masing periode.

"Secara normal, harusnya tren suhu udara mulai menurun sejak pertengahan Oktober terkait pergeseran titik kulminasi matahari yang telah bergerak lebih jauh ke selatan dari Sumsel," paparnya.

Namun, adanya kemarau panjang yang menyebabkan radiasi datang matahari lebih intensif jatuh ke permukaan bumi. Hal ini karena ketiadaan uap air di dekat permukaan bumi, dan juga minimnya keberadaan awan yang biasanya menyerap dan memantulkan sinar matahari. 

"Dampaknya akumulasi panas dari radiasi datang dan radiasi yang dipantulkan permukaan bumi menyebabkan peningkatan suhu tersebut pada siang hingga sore hari," ulasnya.

Faktor iklim skala regional dan global berupa suhu muka laut yang hangat, memberi kontribusi peningkatan suhu udara di atas daratan. "Perubahan iklim menjadi salah satu penyebab lain terciptanya rekor-rekor baru suhu terpanas ini," imbuhnya.

  Sedangkan terkait prakiraan cuaca, potensi asap dan ISPU disampaikan masih relevan dengan yang disampaikan sebelumnya. Dimana dengan prakiraan Iklim Dasarian masih ada potensi hujan meningkat tipis dengan akumulasi rendah. “Potensi asap masih ada,” tandasnya. (uni/dik/tin/air) 

    

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan