Serma Abdul Muis, Sang Bomber Jejawi OKI, Begini Kisahnya

BERSIHKAN: Anggota Kodim dan warga Desa Muara Batun membersihkan monumen patung Serma Abdul Muis.--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Monumen merupakan jenis bangunan yang dibuat untuk mengenang jasa seseorang.  Salah satunya monument ada di Kecamatan Jejawi, OKI yakni monument patung Serma Abdul Muis.

Monumen patung Serma Abdul Muis dibangun 1984 untuk mengenang sosok Serma Abdul Muis  Tempat tepatnya,  berada di ujung jembatan Desa Muara Batun.
Siapa sebenarnya  Serma Abdul Muis? Abdul Muis berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di wilayah Sumsel khususnya Kabupetan OKI. Sayang, saat ini namanya mulai terlupakan.

Menurut sumber dari buku milik Amidin Jailani, kematian Serma Abdul Muis karena Martir (mengorbankan dirinya sendiri). Pertempuran di Muara Batun pada tahun 1947 tidak lepas dari kalahnya pertempuran yang ada di Palembang tanggal 1-5 Januari 1947 (pertempuran lima hari lima malam).
 
Setelah Belanda (NICA) mendapatkan kemenangan di Palembang, mereka melanjutkan ke daerah lainnya terutama Kayu Agung, ibukota Kabupaten OKI. Di OKI, pasukan Belanda benar-benar baru merasakan semangat pejuang Indonesia dalam mempertahankan Kemerdekaan.
 
Taktik gerilya yang diterapkan Abdul Muis ternyata membuat pasukan Belanda kesulitan. Belanda benar-benar tidak tahu mana pejuang dan mana yang sipil. Senjata modern yang mereka bawa seakan tidak berfungsi. Belanda kalah dengan taktik yang diterapkan Serma Abdul Muis.

Karena gagal menerobos Muara Batun, kemudian Belanda menerapkan strategi kotor. mereka menembaki semua orang. Rumah-rumah warga dibakar habis, dan penghuninya dianiaya. Tujuannya a agar para pejuang Indonesia keluar dari tempat persembunyian mereka dan menyerahkan diri kepada Belanda.
 
Namun, Serma Abdul Muis memilih menghadapi Belanda dengan cara berhadapan ketimbang menyerahkan diri langsung. Sehingga terjadilah tembak – menembak antar pasukan Belanda dan Pasukan Indonesia . karena senjata yang tidak memadai , pasukan Indonesia mundur sampai ke jembatan Sungai Ogan yang memisahkan antara Muara Batun Barat dan Muara Batun Timur ( sekarang Desa Batun Baru).

Naas nasib Serma Abdul Muis. Beliau tertembak di ujung Jembatan Ogan, saat hendak meledakan jembatan yang penghubung antara Muara Batun Barat dan Timur. Peristiwa Naas tersebut dimulai saat pasukan Indonesia tidak dapat lagi menahan serangan Belanda.

Karena terdesak, Serma Abdul Muis pun memasang taktik agar dapat mengulur waktu dengan cara meledakan jembatan yang menjadi penghubung antara Muara Batun Barat dan Timur. Supaya para pejuang kemerdekaan yang masih tersisa bisa melarikan diri ke benteng pertahanan di Kayu Agung.

Saat berusaha meledakkan jembatan, Serma Abdul Muis menunjuk dirinya sebagai eksekutor dengan ditemani tujuh rekan lain sebagai pelindung. Serma Abdul Muis mulai melakukan aksinya.
 
Pertama, ia bergerak ke tengah jembatan dan memasang granat, lalu kemudian mulai menyalakan api agar efek ledakan bisa melukai Belanda. Namun malangnya, ketika api berhasil dihidupkan, peluru Belanda berhasil menembus dada Serma Abdul Muis.

Beliau pun gugur dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan Indonesia di jembatan Sungai Ogan. Kematian Serma Abdul Muis ini memukul moril dan keberanian para pejuang dalam mempertahankan wilayah OKI dari pasukan Belanda.

Kini, untuk mengenang jasa Serma Abdul Muis, dikawasan tersebut dibangun monument patung Serma Abdul Muis.  Beberapa waktu lalu, Kodim 0402/OKI bekerja sama dengan perangkat Desa Batun Baru Kecamatan Jejawi membersihkan monumen dan mengecat patung Serma Abdul Muis.

Komandan kodim 0402/OKI diwakili Kasdim 0402/OKI Mayor Czi Saipul Anwar mengatakan,  Kegiatan karya bakti ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangka memperingati hari Pahlawan. ‘’Kegiatan ini sebagai wujud kita mencintai para pahlawan dan upaya menanamkan nilai nilai kejuangan pada masyarakat, khususnya para generasi muda," katanya.

Kasdim menambahkan, kegiatan pembersihan dan pengecatan monumen patung Serma Abdul Muis ini dilaksanakan swadaya Kodim 0402/OKI dan partisipasi masyarakat Desa Batun Baru. 
 
‘’Kita juga berharap ada perhatian dari pemerintah daerah untuk merawat dan memelihara monumen tersebut, terutama masalah kebersihannya, siapa lagi yang akan merawat dan memeliharanya kalau bukan  semua sebagai bentuk wujud penghargaan  terhadap para pahlawan dan pejuang bangsa,’’ ujarnya. (*/uni)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan