Proteksi Serangan Hama dari Barang Impor,Uji Tanaman, Hewan, dan Ikan yang Masuk Sumsel
--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Palembang memastikan semua komoditi ekspor dan impor, baik tanaman/tumbuhan, hewan, dan ikan yang masuk Sumsel atau sebaliknya bebas penyakit, hama, karena sudah melalui pengujian terlebih dahulu.
Tahun ini hingga November berjalan, pihaknya terus melakukan pengawasan melalui pos-pos pintu keluar masuk di Bandara, Pelabuhan, daerah perbatasan. “Sejauh ini tak ada temuan terkait hama atau penyakit yang dibawa barang impor maupun komoditi Sumsel yang akan diekspor,” ungkap Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Palembang, drh Azhar Ismail dalam FGD dengan media, kemarin (8/11).
Diakuinya, sepanjang dua tahun terakhir pihaknya juga tak menemukan penyakit yang dianggap berbahaya, karena proteksi, protokol, dan persyaratannya terpenuhi semua. "Paling mungkin contoh kacang tanah, kacang hijau yang kita impor diperiksa di laboratorium. Kendati sedikit melebihi ambang batas cemaran, tapi masih bisa dikonsumsi karena tidak membahayakan," sampainya.
Pihaknya menjadi garda terdepan dalam menjaga ancaman dari luar untuk investasi penyakit tanaman/tumbuhan, hewan, dan ikan sebagai tugas pokok dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Palembang. Termasuk menunjang dan meningkatkan ekspor komoditi unggulan Sumsel.
"Semua tumbuhan, ikan, dan hewan memiliki potensi penyakit paling tinggi sehingga karantina harus bekerja siang malam memproteksi serangan hama dan penyakit melalui pemeriksaan standar, baik hewan dan tumbuhan di setiap pintu masuk," bebernya.
Dalam istilah karantina, misalnya produk impor dari negara tertentu sebelum dimasukan ke ke dalam negeri, negara sudah teken MOU dengan negara-negara pengimpor. "Dengan asumsi produk yang kita ekspor atau impor itu benar-benar kita pastikan bahwa negara tersebut bebas dari hama penyakit," jelasnya.
Balai Karantina melakukan pemeriksaan barang-barang dan memastikan produk tersebut benar-benar aman baik secara administrasi maupun produknya. "Kalau Sumsel selama ini rutin mengekspor karet, dominan CPO, BKE, kelapa, santan kelapa, madu. Madu Sumsel terkenal dibawa ke Singapura dan Malaysia," paparnya.
Untuk produk impor yang masuk, seperti kacang hijau, kacang tanah, dan pakan hewan kesayangan. "Semua pihak importir sudah memenuhi persyaratan jadi saat mereka mengimpor barang ada izinnya. Importir bersinergi dengan Bea Cukai, Perdagangan, sektor lainnya," lanjutnya.
Dalam tupoksi membendung penyakit hewan, tumbuhan, dan ikan, Balai Karantina juga berperan mengakselerasi ekspor dengan melakukan bimbingan kepada petani maupun pelaku usaha.
"Kita menunjang dan meningkatkan ekspor komoditi unggulan di wilayah kerja dengan memberi masukan atau bimbingan kepada pelaku usaha yang melakukan ekspor komoditi pertanian dan perkebunan," bebernya.
Saat ini komoditi unggulan Sumatera Selatan, yaitu karet namun secara produktivitas menurun karena faktor hama. Faktor lainnya seiring waktu petani mengalihkan lahan perkebunan karet ke kelapa sawit. (yun/fad)